DEPOK (Nagekeo Pos) - Komunitas Gereja di Kalisari, Cijantung (Jakarta Timur) juga keluarga besar Nagekeo di Jakarta tengah berduka cita atas kepergian Adolfus Bhoke, tokoh musik dan pelatih paduan suara (koor), kemarin (7/11), akibat serangan pada jantung.
Paroki Aloysius Gonzaga Cijantung dalam waktu 2 pekan kehilangan 2 tokoh musik dan pelatih koor yg handal, yaitu; L Linus Putut Pudyantoro pada tanggal 26 Oktober 2017, dan Adolfus tanggal 7 November 2017. Semoga mereka berdua memperoleh kebahagiaan bersama Bapa di surga, tulis Albert Harmiyanto di laman facebook.
Adolfus Bhoke, kelahiran Kota Keo, juga adalah guru PNS dan guru musik untuk beberapa sekolah di Jakarta. Saat temannya Putut meninggal, Adolfus juga datang ke rumah Putut dan menghantar Putut hingga dikebumikan.
Tak kalah dari Putut yang begitu populer bersama paduan suara Mia Patria dan tampil nyanyi di beberapa kota di Italia dan Amerika, Adolfus, musisi hebat asal Flores ini, punya prestasi hebat saat menghantar paduan suara sekolahnya di wilayah Cibubur hingga babak grand final di kompetisi antar sekolah di Jakarta beberapa tahun silam.
Adolfus dipercaya sebagai pelatih paduan suara juga pemain/pengiring musik bagi korp militer di Cilangkap Jakarta Timur sejak Wiranto menjabat sebagai Panglima TNI. Cris Waemona dan Heri Wasa, vokalis senior di Jakarta, juga asal Kotakeo, sangat mengagumi sosok Adolfus.
"Beliau (Adolfus, red) itu sangat tegas, disiplin ketika melatih koor dan marah-marah jika anggota koor tidak serius berlatih apalagi tidak ikuti arahan. Benar dia sangat perfeksionis, ingin hasil maksimal dari setiap kegiatan koor. Kita pasti merinding menyanyi asal ikuti arahannya," ujar Heri kepada redaksi Nagekeo Pos tadi malam.
Kayetanus Feto, guru PNS di Jakarta yang juga asal Kota Keo, tampil bicara di misa arwah untuk Adolfus tadi malam. Mewakili keluarga besar, Kayetanus banyak bercerita tentang Adolfus, sosok yang juga sangat terkenal karena berani konflik dengan Romo atau Imam pemimpin misa, tentu terkait kegiatan koor di gereja.
Adolfus agak berubah peringai di beberapa tahun terakhir, karena mulai mengenal sosok Romo Ronnie Netowuli, Pr Pastor Militer untuk Korps Cijantung. Lebih mudah Romo dari Flores memahami umat dari Flores seperti Adolfus. Romo Ronnie sendiri yang memimpin misa arwah untuk Adolfus tadi malam dan misa hari ini sebelum Adolfus dikebumikan di Pondok Rangon.
Vitalis Ranggawea, tokoh gereja juga sesepuh Nagekeo di Jakarta, beberapa kesempatan dikunjungi Adolfus untuk berdiskusi hal krusial terkait kegiatan gereja dan kegiatan sosial lainnya di wilayah Paroki Cijantung.
Banyak sekali cerita unik tentang Adolfus. Dia dan saudara-saudaranya sudah ditinggal ayah dan ibu sejak masih balita. Adolfus kecil tinggal dan bekerja dengan keluarga sambil tetap sekolah meski putus sambung. Masuk SMP dan SMA pun Adolfus sudah sangat tua usia. Dia pernah jadi karwayan untuk anak Seminari Mataloko, bersama Yosef Nai Sai, politisi nasional asal Ngada ini.
Adolfus lalu melanjutkan sekolah di APK Ruteng, untuk jadi guru katekis (agama). Tamat dari APK, Adolfus memutuskan merantau ke Jakarta, bertahan dari situasi jatuh bangun luar biasa, akhirnya sukses lulus PNS dengan tugas sebagai guru sekolah.
Kemampuan bermain musik juga dipelajari Adolfus secara otodidak. Dan dia berhasil, termasuk jadi pelatih koor ternama di wilayah Paroki Cijantung Jakarta Timur. Konon, Romo Jack kaget luar biasa saat perayaan misa karena Adolfus, pengiring organ, marah-marah dan suasana misa pun jadi ricuh.
Di kesempatan yang lain, Romo Anto terkejut karena saat pengakuan Adolfus mengaku tegas bahwa dirinya tidak punya dosa. Masa tidak punya dosa? ujar Romo Anto. "Kalo saya berdosa berarti Romo juga punya dosa. Ingat tidak dulu saat SPG kita curi anjingnya pak Alo Muga?"
Hei Dolo..kau ini kah? Romo menyapa Dolo (nama akrab Adolfus) dan sesi pengakuan pun batal, berubah jadi sesi sapa-menyapa (ngobrol). Berpuluh tahun Adolfus tidak bertemu teman karibnya Romo Anto. Dan Gereja jadi tempat mereka bersua kala itu.
Ibu Sri, istri Adolfus, menangis sedih dan tidak rela suaminya pergi. Saya tidak rela karena dia sehat-sehat, dia tidak sakit. Sebagai suami dia terlalu baik untuk saya dan anak-anak. Memang dia gampang marah tapi dia pasti minta maaf setelah marah. Suamiku tidak pernah dendam dengan siapa pun," ujarnya kepada redaksi.
Adolfus, adalah potret insan sosial yang memilih bebas berekspresi tapi tidak pernah mau biarkan banyak persoalan hidup jadi ganjalan bagi dirinya. Dia memilih tetap menjadi dirinya yang berpegang teguh pada keyakinan bahwa hidup disiplin, tegas dalam bersikap, akan menghasilkan generasi yang sukses.
Terima kasih om Adolfus untuk karya dan pengabdian om yang hebat. Om telah menjadi inspirasi untuk kami. Kami doakan om untuk bersatu dengan barisan paduan suara di Surga. Peace in Heaven.
Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo
Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul Musisi Adolfus Bhoke: Romo juga punya dosa,, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda .
Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel Musisi Adolfus Bhoke: Romo juga punya dosa ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link Musisi Adolfus Bhoke: Romo juga punya dosa sebagai sumbernya.
Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::
Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 2:09 PM
Post a Comment
Note :
1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM
Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi
Regards,
Nagekeo Pos