DEPOK (Nagekeo Pos) - Hari ini Kabupaten Nagekeo memasuki usianya yang ke-12 tahun sejak mekar dari Kabupaten induk, Ngada. Sebagai sebuah daerah otonom baru, Nagekeo mestinya sudah lebih baik apalagi dipimpin Bupati dan Wakil Bupati terbaik.
Elias Djo adalah sosok yang mempersiapkan infrastruktur dan kontestasi pemilihan Bupati pertama, lalu Yohanes Aoh memantabkan langkah pertama pembangunan Nagekeo. Publik Nagekeo tetap mesti mengapresiasi kerja keras Bupati Nani Aoh, apalagi kebesaran hati Nani Aoh menanggung banyak kasus korupsi di eranya, akibat dari lemahnya pengawasan seorang pemimpin. Pejabat publik tentu harus siap menanggung risiko dari setiap keputusan atau kebijakan politik dan kebijakan publik yang melanggar aturan dan undang-undang.
Demikian pula Elias Djo, sosok Bupati yang setia melayani publik Nagekeo selama 5 tahun terakhir ini, pantas diberi apreasiasi untuk banyak prestasi dan kemajuan yang ditorehnya, bersama Wakil Bupati Paulinus Nuwa Feto.
Untuk 5 tahun ke depan, kita boleh berharap Kabupaten Nagekeo terus memacu perkembangannya, dan impian menjadi pintu masuk dan pintu besar bagi Flores daratan diraih dalam era pemerintahan Bupati Yohanes Don Bosco Do bersama wakilnya Marianus Waja.
Bupati Don Bosco Do menandaskan bahwa UU Otonomi memberi ruang baginya untuk menemukan cara cara baru mempercepat perwujudan tingkat kesejahteraan umum.
"Pembangunan akan fokus di sektor pariwisata, sebagai prime mover atau lokomotif, dan sektor pertanian menjadi representatif bagi semua sektor yang akan didorong (di-drive) pertumbuhannya oleh pembangunan pariwisata," ujar Don Bosco Do saat debat publik yang digelar KPU Nagekeo.
Pembangunan pariwisata, kata Don Bosco Do, akan berbasis pada masyarakat, maka akan dikembangkan desa sadar wisata, termasuk gerakan membeli produk wisata lokal, untuk rangsang pertumbuhan ekonomi.
Don Bosco Do mengusung gerakan semesta berencana untuk membawa Nagekeo berubah dan menuju sejahtera. Melalui gerakan Nagekeo organik, Dokter Don bertekad jadikan Nagekeo sebagai basis produksi (supply) pangan organik bagi NTT.
Don Bosco Do erjanji untuk mengembangkan lahan-lahan baru untuk pertanian, fokus lahan persawahan di dataran rendah, sedangkan di dataran tinggi, akan dikembangkan konsep agro yang diselaraskan dengan peternakan dan kehutanan.
Revitalisasi pasar rakyat juga jadi fokus pemerintahan Don Bosco Do, ditujukan untuk meningkatkan retribusi pasar. Di bidang fasilitas kesehatan (faskes), Don Bosco Do berjanji untuk meningkatkan pelayanan kesehatan rumah sakit dan puskesmas, dengan membangun satu rumah sakit pratama di Boawae, dan menambah satu puskesmas di setiap kecamatan berikut melengkapi semua dokter ahli di rumah sakit rujukan.
Di bidang pendidikan, Don Bosco Do berkomitmen menyekolahkan semua anak usia sekolah di Nagekeo, apapun risikonya. Marianus Waja, Wakil Bupati, juga menandaskan untuk fokus pada peningkatan lapangan kerja agar tidak ada lagi warga Nagekeo yang menganggur. "Anak muda nagekeo, berubahlah dan berkembang!" ujar Marianus Waja saat debat publik.
Sementara itu, Bupati Don Bosco Do tegas menandaskan pentingnya birokrasi berkelas dunia dalam pencapaian visi mewujudkan masyarakat Nagekeo yang sejahtera.
Setelah 11 tahun, demikian Don Bosco Do, Nagekeo masih menghadapi masalah korupsi, pemborosan anggaran, kinerja pemerintah atau birokrat yang rendah, yang menyebabkan mubazirnya sarana dan prasarana yang dibangun.
Tentu ada indikasi meningkatnya kerugian daerah, terjerumusnya kader-kader ASN terbaik ke dalam kasus korupsi, buruknya pelayanan publik, penataan pola karir dan jabatan yang belum berdasarkan kompetensi, juga distribusi penghasilan yang tidak berbasis kinerja, jelas Don Bosco Do.
"Kita ingin Bappeda jadi institusi yang kuat, yang menjalani e-planning dan e-budgeting secara benar, tidak sekedar jadi badan kompilasi daerah. Kita tempatkan pegawai yang berintegritas tinggi dalam aspek pengadaan, mampu menerapkan e-procurement, e-PTSP, yang didukung layanan terpadu, dan mampu ciptakan iklim investasi yang kondusif. Kita beri ruang pengawasan kepada masyarakat, pers, akademisi, kerja sama dengan KPK dan lembaga penegak hukum lainnya. Target kita nol kan korupsi untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat".
Don Bosco Do juga berjanji akan menata lebih baik pengelolaan keuangan daerah untuk mengembalikan kepercayaan pemerintah pusat, karena pembangunan masih sangat bergantung pada kucuran APBN sekira Rp600-800 miliar per tahun. Sambil berjuang keras tingkatkan PAD dari sekitar Rp27 miliar per tahun saat ini, Don Bosco Do ingin fokus menanggulangi jumlah warga miskin di Nagekeo, saat ini mencapai 900 lebih KK atau 56 ribu orang.
"Belanja pemerintah dominan saat ini untuk mengatasi kemiskinan, belum ada investasi besar yang masuk karena kita belum punya pintu yang bagus, iklim investasi belum kompetitif, maka yang harus kita lakukan adalah refomasi birokrasi," tegas Don Bosco Do.
Seorang pemimpin hanya efektif jika ia mampu melayani. Rakyat hanya dipimpin dengan melayani. Itu adalah hukum yang tidak bisa ditawar, kata Victor Cousin, filosof dan pengajar di Universitas Sorbonne, Perancis, yang hidup tahun 1792-1867.
Elias Djo adalah sosok yang mempersiapkan infrastruktur dan kontestasi pemilihan Bupati pertama, lalu Yohanes Aoh memantabkan langkah pertama pembangunan Nagekeo. Publik Nagekeo tetap mesti mengapresiasi kerja keras Bupati Nani Aoh, apalagi kebesaran hati Nani Aoh menanggung banyak kasus korupsi di eranya, akibat dari lemahnya pengawasan seorang pemimpin. Pejabat publik tentu harus siap menanggung risiko dari setiap keputusan atau kebijakan politik dan kebijakan publik yang melanggar aturan dan undang-undang.
Demikian pula Elias Djo, sosok Bupati yang setia melayani publik Nagekeo selama 5 tahun terakhir ini, pantas diberi apreasiasi untuk banyak prestasi dan kemajuan yang ditorehnya, bersama Wakil Bupati Paulinus Nuwa Feto.
Untuk 5 tahun ke depan, kita boleh berharap Kabupaten Nagekeo terus memacu perkembangannya, dan impian menjadi pintu masuk dan pintu besar bagi Flores daratan diraih dalam era pemerintahan Bupati Yohanes Don Bosco Do bersama wakilnya Marianus Waja.
Bupati Don Bosco Do menandaskan bahwa UU Otonomi memberi ruang baginya untuk menemukan cara cara baru mempercepat perwujudan tingkat kesejahteraan umum.
"Pembangunan akan fokus di sektor pariwisata, sebagai prime mover atau lokomotif, dan sektor pertanian menjadi representatif bagi semua sektor yang akan didorong (di-drive) pertumbuhannya oleh pembangunan pariwisata," ujar Don Bosco Do saat debat publik yang digelar KPU Nagekeo.
Pembangunan pariwisata, kata Don Bosco Do, akan berbasis pada masyarakat, maka akan dikembangkan desa sadar wisata, termasuk gerakan membeli produk wisata lokal, untuk rangsang pertumbuhan ekonomi.
Don Bosco Do mengusung gerakan semesta berencana untuk membawa Nagekeo berubah dan menuju sejahtera. Melalui gerakan Nagekeo organik, Dokter Don bertekad jadikan Nagekeo sebagai basis produksi (supply) pangan organik bagi NTT.
Don Bosco Do erjanji untuk mengembangkan lahan-lahan baru untuk pertanian, fokus lahan persawahan di dataran rendah, sedangkan di dataran tinggi, akan dikembangkan konsep agro yang diselaraskan dengan peternakan dan kehutanan.
Revitalisasi pasar rakyat juga jadi fokus pemerintahan Don Bosco Do, ditujukan untuk meningkatkan retribusi pasar. Di bidang fasilitas kesehatan (faskes), Don Bosco Do berjanji untuk meningkatkan pelayanan kesehatan rumah sakit dan puskesmas, dengan membangun satu rumah sakit pratama di Boawae, dan menambah satu puskesmas di setiap kecamatan berikut melengkapi semua dokter ahli di rumah sakit rujukan.
Di bidang pendidikan, Don Bosco Do berkomitmen menyekolahkan semua anak usia sekolah di Nagekeo, apapun risikonya. Marianus Waja, Wakil Bupati, juga menandaskan untuk fokus pada peningkatan lapangan kerja agar tidak ada lagi warga Nagekeo yang menganggur. "Anak muda nagekeo, berubahlah dan berkembang!" ujar Marianus Waja saat debat publik.
Sementara itu, Bupati Don Bosco Do tegas menandaskan pentingnya birokrasi berkelas dunia dalam pencapaian visi mewujudkan masyarakat Nagekeo yang sejahtera.
Setelah 11 tahun, demikian Don Bosco Do, Nagekeo masih menghadapi masalah korupsi, pemborosan anggaran, kinerja pemerintah atau birokrat yang rendah, yang menyebabkan mubazirnya sarana dan prasarana yang dibangun.
Tentu ada indikasi meningkatnya kerugian daerah, terjerumusnya kader-kader ASN terbaik ke dalam kasus korupsi, buruknya pelayanan publik, penataan pola karir dan jabatan yang belum berdasarkan kompetensi, juga distribusi penghasilan yang tidak berbasis kinerja, jelas Don Bosco Do.
"Kita ingin Bappeda jadi institusi yang kuat, yang menjalani e-planning dan e-budgeting secara benar, tidak sekedar jadi badan kompilasi daerah. Kita tempatkan pegawai yang berintegritas tinggi dalam aspek pengadaan, mampu menerapkan e-procurement, e-PTSP, yang didukung layanan terpadu, dan mampu ciptakan iklim investasi yang kondusif. Kita beri ruang pengawasan kepada masyarakat, pers, akademisi, kerja sama dengan KPK dan lembaga penegak hukum lainnya. Target kita nol kan korupsi untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat".
Don Bosco Do juga berjanji akan menata lebih baik pengelolaan keuangan daerah untuk mengembalikan kepercayaan pemerintah pusat, karena pembangunan masih sangat bergantung pada kucuran APBN sekira Rp600-800 miliar per tahun. Sambil berjuang keras tingkatkan PAD dari sekitar Rp27 miliar per tahun saat ini, Don Bosco Do ingin fokus menanggulangi jumlah warga miskin di Nagekeo, saat ini mencapai 900 lebih KK atau 56 ribu orang.
"Belanja pemerintah dominan saat ini untuk mengatasi kemiskinan, belum ada investasi besar yang masuk karena kita belum punya pintu yang bagus, iklim investasi belum kompetitif, maka yang harus kita lakukan adalah refomasi birokrasi," tegas Don Bosco Do.
Seorang pemimpin hanya efektif jika ia mampu melayani. Rakyat hanya dipimpin dengan melayani. Itu adalah hukum yang tidak bisa ditawar, kata Victor Cousin, filosof dan pengajar di Universitas Sorbonne, Perancis, yang hidup tahun 1792-1867.
Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo
Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul Setelah 11 Tahun, Nagekeo akan lebih baik?,, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda .
Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel Setelah 11 Tahun, Nagekeo akan lebih baik? ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link Setelah 11 Tahun, Nagekeo akan lebih baik? sebagai sumbernya.
Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::
Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 12:59 PM
Post a Comment
Note :
1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM
Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi
Regards,
Nagekeo Pos