Refleksi pernikahan Fulgen & Shanti
Sabtu pekan lalu (26 Agustus 2017) Mateus Fulgensius Ndiwa dari Paskhas TNI Angkatan Udara dan Yuliana Susanti Tawa menerima sakramen pernikahan di Gereja St. Valentino Kopassus Cijantung-Jakarta Timur.
Romo Rofinus Neto Wuli, Pr, saat ini pastornya para korps militer Indonesia, yang merayakan misa pemberkatan Fulgen dan Shanti. Bulan depan Romo Ronnie, demikian sapaan akrab Romo Rofinus Neto Wuli, akan pimpin Retret Prajurit di Kemah Tabor Mataloko-Flores.
Yohana Fransisca menulis di laman facebook jika Romo Ronnie membagikan rosario merah putih kepada keluarga pengantin, termasuk bapak dan mama saksi pernikahan. "Bapak saksi harus rajin berdoa supaya bisa jadi teladan untuk anak-anak ani."
Demikian Yohana mengutip kata-kata Romo Ronnie saat pengalungan (rosario) pertama kepada Bapak Bernardus Mbulu sebagai bapak saksi pernikahan.
Romo Rofinus Neto, Pr selalu menarik kotbahnya. Diawali dengan cerita rakyat Lado Manu dan Wonga Runu yang mengandung pesan untuk saling setia, sampai maut memisahkan.
"Bukan secara kebetulan saya yang menerimakan komuni pertama kepada Mateus Fulgensius Ndiwa pada saat dia SD dan hari ini memberkati pernikahannya, tetapi ini semua karena penyelenggaraan Ilahi." Demikian tulis Yohana mengutip ucapan Romo Ronnie.
"...mantaplah....pastinya....Romo Ronny, Rofinus Neto tuh .....selalu penuh pesan bermakna..," tulis Antonia Suhermiyani. Ini baru benar-benar pernikahan militer, tulis Kanisius Kami.
Ivan Nestorman, musisi nasional asal NTT, lewat lagu yang digubah saat rayakan usia pernikahannya yang ke-10 bersama istrinya Katarina (Rin) Mogi , melukiskan betapa Tuhan sangat baik telah mengirim wanita di dalam kehidupannya untuk selamanya.
Ivan dan Rin mendapatkan kembali peneguhkan dari Romo Muji Sutrisno melalui misa di rumah kediaman Ivan. Romo Muji adalah pastor yang memberikan sakramen pernikahan suci bagi Ivan dan Rin 10 tahun silam.
Tak perlu buatkan aku minuman, tapi bawakan saja segelas air putih. Senyumanmu legahkan hausku, demikian seuntai syair Ivan.
Valens Daki-Soo, tokoh NTT di Jakarta juga seniman, mengingatkan bahwa perkawinan (apalagi orang NTT) tidak hanya menyatukan dua insan pria-wanita, tetapi juga mempersatukan segala kerabat dari berbagai suku bangsa, agama, dan budaya.
Hidup adalah perayaan cinta. Inti segala perayaan adalah rasa syukur kepada Sang Pencipta. Rasa syukur itu bukan sekadar emosi yang beku tetapi gairah dan energi yang perlu dibagikan kepada sesama, tulis Valens.
Saya justru terkesan dengan doa pengantin Muslim Isminarti Rahayu (teman kantorku) dan suaminya Dedi Sutansah, yang mengutip Qs. Al-Ahqaaf : 15 yang tertulis begini: Sempurnakanlah keturunan-keturunan kami yang akan lahir dari kami.
Setiap pasangan pengantin baru tentu ingin sekali punya anak karena anak akan jadi muara cinta orang tua. Cinta yang full jadi modal bagi anak untuk tumbuh dan hidup lebih sempurna.
Cinta itu berarti orang tua mesti bisa mendidik nilai-nilai baik bagi anak dan memberi bekal pendidikan yang memadai agar mereka punya masa depan. Anak-anak kita harus lebih sukses dari orangtua. Keturunan-keturunan kita harus lebih sempurna. Jika gagal, berarti pengantin yang juga orang tua bagi anak-anak mereka adalah sosok yang egois.
Sabtu pekan lalu (26 Agustus 2017) Mateus Fulgensius Ndiwa dari Paskhas TNI Angkatan Udara dan Yuliana Susanti Tawa menerima sakramen pernikahan di Gereja St. Valentino Kopassus Cijantung-Jakarta Timur.
Romo Rofinus Neto Wuli, Pr, saat ini pastornya para korps militer Indonesia, yang merayakan misa pemberkatan Fulgen dan Shanti. Bulan depan Romo Ronnie, demikian sapaan akrab Romo Rofinus Neto Wuli, akan pimpin Retret Prajurit di Kemah Tabor Mataloko-Flores.
Yohana Fransisca menulis di laman facebook jika Romo Ronnie membagikan rosario merah putih kepada keluarga pengantin, termasuk bapak dan mama saksi pernikahan. "Bapak saksi harus rajin berdoa supaya bisa jadi teladan untuk anak-anak ani."
Demikian Yohana mengutip kata-kata Romo Ronnie saat pengalungan (rosario) pertama kepada Bapak Bernardus Mbulu sebagai bapak saksi pernikahan.
Romo Rofinus Neto, Pr selalu menarik kotbahnya. Diawali dengan cerita rakyat Lado Manu dan Wonga Runu yang mengandung pesan untuk saling setia, sampai maut memisahkan.
"Bukan secara kebetulan saya yang menerimakan komuni pertama kepada Mateus Fulgensius Ndiwa pada saat dia SD dan hari ini memberkati pernikahannya, tetapi ini semua karena penyelenggaraan Ilahi." Demikian tulis Yohana mengutip ucapan Romo Ronnie.
"...mantaplah....pastinya....Romo Ronny, Rofinus Neto tuh .....selalu penuh pesan bermakna..," tulis Antonia Suhermiyani. Ini baru benar-benar pernikahan militer, tulis Kanisius Kami.
Ivan Nestorman, musisi nasional asal NTT, lewat lagu yang digubah saat rayakan usia pernikahannya yang ke-10 bersama istrinya Katarina (Rin) Mogi , melukiskan betapa Tuhan sangat baik telah mengirim wanita di dalam kehidupannya untuk selamanya.
Ivan dan Rin mendapatkan kembali peneguhkan dari Romo Muji Sutrisno melalui misa di rumah kediaman Ivan. Romo Muji adalah pastor yang memberikan sakramen pernikahan suci bagi Ivan dan Rin 10 tahun silam.
Tak perlu buatkan aku minuman, tapi bawakan saja segelas air putih. Senyumanmu legahkan hausku, demikian seuntai syair Ivan.
Valens Daki-Soo, tokoh NTT di Jakarta juga seniman, mengingatkan bahwa perkawinan (apalagi orang NTT) tidak hanya menyatukan dua insan pria-wanita, tetapi juga mempersatukan segala kerabat dari berbagai suku bangsa, agama, dan budaya.
Hidup adalah perayaan cinta. Inti segala perayaan adalah rasa syukur kepada Sang Pencipta. Rasa syukur itu bukan sekadar emosi yang beku tetapi gairah dan energi yang perlu dibagikan kepada sesama, tulis Valens.
Saya justru terkesan dengan doa pengantin Muslim Isminarti Rahayu (teman kantorku) dan suaminya Dedi Sutansah, yang mengutip Qs. Al-Ahqaaf : 15 yang tertulis begini: Sempurnakanlah keturunan-keturunan kami yang akan lahir dari kami.
Setiap pasangan pengantin baru tentu ingin sekali punya anak karena anak akan jadi muara cinta orang tua. Cinta yang full jadi modal bagi anak untuk tumbuh dan hidup lebih sempurna.
Cinta itu berarti orang tua mesti bisa mendidik nilai-nilai baik bagi anak dan memberi bekal pendidikan yang memadai agar mereka punya masa depan. Anak-anak kita harus lebih sukses dari orangtua. Keturunan-keturunan kita harus lebih sempurna. Jika gagal, berarti pengantin yang juga orang tua bagi anak-anak mereka adalah sosok yang egois.
Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo
Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul Pengantin jaman sekarang (tidak) egois, (bisa) didik anak-anak lebih sempurna,, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda .
Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel Pengantin jaman sekarang (tidak) egois, (bisa) didik anak-anak lebih sempurna ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link Pengantin jaman sekarang (tidak) egois, (bisa) didik anak-anak lebih sempurna sebagai sumbernya.
Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::
Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 6:51 PM
Post a Comment
Note :
1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM
Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi
Regards,
Nagekeo Pos