DEPOK (Nagekeo Pos) - Etgard dan teman-temannya (Cs/cum socius), sekira 20 orang, memilih mengibarkan Bendera Merah Putih di puncak Gunung Ebulobo pada 17 Agustus tahun ini. Sosok-sosok anak muda Nagekeo ini tentu punya alasan, tidak sekedar ingin melihat keindahan Nagekeo dari tempat tertinggi itu.
Yang menarik, Etgard Csmenggelar upacara singkat penghormatan Bendera Merah Putih di puncak Gunung Ebulobo. Mereka juga melakukan pengheningan cipta mengenang jasa para pahlawan, pejuang kemerdekaan, termasuk orang orang yang berjasa. Yang berjasa termasuk orang-orang yang berarti dalam hidup kita, demikian ujar Etgard dalam siaran video di youtube channel.
Pada hari yang sama, tampak di sisi yang lain Puncak Gunung Ebulobo, Djeka Herrera dan teman-temannya dari Ngada, juga mengibarkan Bendera Merah Putih.
Etgard mengatakan lebih dari dua tim (sekitar 70-80 orang) yang melakukan pendakian ke Puncak Gunung Ebulobo, dengan ketinggian 2145 mdpl, pada tanggal 17 Agustus lalu.
Siapa pun diwajibkan melaporkan kegiatan pendakian ke puncak Gunung Ebulobo kepada petugas di Desa Mulakoli, yang terletak persis di kaki Gunung Ebulobo.
Etgard Cs memulai pendakian pada jam 2 pagi Witeng setelah membayar Rp10,000 kepada petugas. Tim ini capai puncak pada pukul 5.15 pagi. Sekitar 5 jam menghabiskan waktu di puncak Gunung Ebulobo, termasuk lakukan kegiatan upacara bendera dan menikmati indahnya alam Nagekeo di sekitar kaki Gunung Ebulobo, karena Etgard Cs memutuskan turun gunung (pulang) pada pukul 10 pagi.
Kelelahan terbayar sudah, tapi Etgard Cs harus lebih awal turun gunung karena lapar, maklum pasokan makanan yang dibawah sangat terbatas, berikut perlengkapan hiking yang minim.
Cukup puas menikmati indahnya sun rise (matahari terbit), momen yang ditunggu-tunggu ketika di puncak. Termasuk tidur sejenak di gua dengan banyak sarang burung walet.
Sayang pemandangan terganggu kabut awan yang mengitari. Konon katanya kabut datang jika kita terlalu ribut, brisik. Maka setiap pendaki harus tertib suara, biar dapat view yang bagus, ujar Etgard.
Kabut itu bisa jadi bentuk kemarahan Ebulobo. Pada Juni 2015, sekelompok anak muda tampak menari Dero di kepala (puncak) Ebulobo, tentu membuat marah karena musik itu brisik, gaduh.
Ada 7 bukit kecil di puncak Gunung Ebulobo, dan Ebulobo tetap ramah hingga hari ini, maka anak-anak kecilpun bisa nyaman dan akrab mendaki ke puncak Ebulobo. Saatnya petugas di Desa Mulakoli siapkan tempat dan fasilitas memadai bagi setiap calon pendaki.
Berikut nama-nama pendaki dalam rombongan Etgard Cs;
Arlyne Fridalyn, Andy Adryano, Eus Kelimado, Jo Hoga Hama, Fey Ebu, Okan, Asno Jr, Racund Boawae, Inest Agho, Venuz Je Raga, Ito Leo, Ito, Fanpell, Togard De Ornay, Yuliana de Ornay, Fiiand DiCapprio, dan Yohan (pawang jitu).
Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo
Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul Dirgahayu: Ebulobo marah ada yang menari Dero di kepalanya,, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda .
Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel Dirgahayu: Ebulobo marah ada yang menari Dero di kepalanya ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link Dirgahayu: Ebulobo marah ada yang menari Dero di kepalanya sebagai sumbernya.
Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::
Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 1:39 PM
+ comments + 1 comments
Mantap..
Post a Comment
Note :
1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM
Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi
Regards,
Nagekeo Pos