Setelah menghitung-hitung ternyata sudah 30 tahun kehidupan mencari nafkah kedua ibu tua ini tiada perubahan, masih tetap kupas biji asam. Dalam hati saya mengiyakan keluhan kedua ibu tua ini.
Berbeda jauh dengan pengalaman yang saya lalui di negara orang. 30 tahun yang lalu saat saya masuk ke Sabah, negri dibawah bayu ini masih banyak hutan rimba dan tidak ada pembangunan yang berarti, rakyatnya kelihatan sangat miskin dan masih banyak yang tinggal di rumah seperti KEKA DONGGO. Jika dibandingkan dengan kota Ende saat itu, Sabah jauh ketinggalan di belakang.
Tetapi sekarang....Sabah sudah pesat membangun dan kesejahteraan hidup rakyatnya cukup mapan. Jelas...kepesatan pembangunan di Sabah sudah jauh meninggalkan kota manapun di daratan Flores.
Bagaimana dengan ibukota kecamatan Nangaroro? Rasanya tidak ada perubahan yang berarti dalam jangka waktu 30 tahun. Masih perlu kerja keras dari wakil rakyat untuk lobi ke kabupaten untuk bisa membawa pembangunan dalam segala bidang di kecamatan Nangaroro.
Saya tersentak dari lamunan karena terdengar suara KEO ayam di dapur, dan malam itu memang saya makan dengan lauk sop ayam ala kampung. He he he kisah kupas nangge atau NAGE diakhiri dengan suara ayam KEO di dapur.
NAGEKEO.....BANGUNLAH....!
Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo
Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul "30 Tahun Wega Di'e Nangge",, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda .
Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel "30 Tahun Wega Di'e Nangge" ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link "30 Tahun Wega Di'e Nangge" sebagai sumbernya.
Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::
Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 9:43 PM
Post a Comment
Note :
1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM
Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi
Regards,
Nagekeo Pos