Oleh Valens Daki-Soo
* Jelang 1 Juni, Hari Lahir Pancasila
Bangsa ini mesti tahu,
Sejarah besar pernah dilukis di atas kanvas beludru,
Dikuas dengan energi cinta Putra Sang Fajar yang larut dalam hening dan rindu,
Merenung di kota kecil di tengah Gunung Ia, Gunung Meja dan Gunung Wongge sebagai saksi bisu,
Menghirup hawa Nusa Bunga yang mereciki embun Pancasila.
Endeeeee!!!
Kau bukan sekadar kota paling tua di Flores Nusa Bunga!
Dari rahimmu Bung Karno telah minum air murni dari alam,
Menyusu di dada semesta menimba ilham untuk bangsa,
Menenun hari-hari dengan olah-batin dan budi memikir dasar negara,
Fondasi paling kukuh agar bangsa ini kelak jaya.
Heiiiii Gunung Ia,
Angkatlah kepala, tapi tak perlu busung dada!
Lihat, di kakimu Pemimpin Proklamator pernah merenda kehidupan,
Menulis surat, opini, dan bikin tonil, mengajar anak Ende main drama,
Refleksi tentang Islam, filsafat dan ideologi dunia,
Berdiskusi tentang filsafat dan dasar negara
Dengan dua sahabatnya pastor SVD asal Belanda, Pater Huijtink dan Pater Bouma.
Heiiiiii Gunung Meja,
Tubuhmu kering dan kurang pohon tapi tetap seksi menawan,
Jangan ragu untuk teriak "Merdeka!"
Karena sang Bapak Bangsa bermeditasi di dekat kakimu yang indah,
Dan Wongge pun berjasa karena menjadi payung alam, menjaga Sang Proklamator tetap aman terpelihara,
Oh Tuhan Maha Dahsyat, terima kasih karena lindungi dia dengan cinta bernyala.
Heiiiii Gunung Kelimutu,
Tahukah kau Bung Karno mengagumimu?
Maka dia pernah gemuruh berpidato,
"Saudara-saudar a, aku tidak bilang Grand Canyon di Amerika itu tidak indah!
Aku akui itu indah.
Tapi, dengar Saudarrrraaa,
Kelimutu di Ende Flores jauuuuhhhhhh lebih indah dibanding Grand Canyon di Amerika!"
Gelegaaarrr suara Bung Karno terasa menggetarkan tebing-tebing dan bagai meluruhkan dedaunan.
Endeeeee!!!
Dengarkan aku memekik dengan bangga membuncah di dada,
Kau bukan sekadar kota tua di Flores Nusa Bunga!
Aku Valens Daki-Soo,
Anak kampung dari Nangaroro,
Pengagum Bung Karno,
Patriot sejati yang berjuang tanpa pernah mengaso,
Hingga wafat di Wisma Yaso.
Aku bangga jadi anak Indonesia,
Aku bangga akan NTT Flobamora,
Aku bangga padamu, Ende di jantung Nusa Nipa.
Jakarta!
Palingkan wajahmu ke Flores Nusa Bunga!
Tataplah wajah cantik NTT Flobamora!
Cukup sudah kami menderita lama,
Mama-mama tua banting tulang untuk sekadar makan,
Menjunjung kayu bakar di kepala,
Menjual di pasar untuk dapat uang tidak seberapa,
Sementara para elite berfoya-foya, dan dengan itu mereka hina Pancasila!
Di mana peranmu, hei Istana, untuk bikin bangsa ini maju dan sejahtera,
Pembangunan adil dan setara,
Punya nama dan martabat di mancanegara?
Aku bukan sekadar berpuisi, Saudara.
Ini teriakan putra Flores yang cinta bangsa.
Sejak kecil di SD-ku di pelosok sunyi,
Kami diajar tentang kepahlawanan para leluhur agung: dari era Pangeran Jayakarta hingga masa Jenderal Soedirman,
Kami bangga dengan Soekarno-Hatta,
Kami takjub pada para pejuang heroik yang mengucur darah buat Pertiwi,
Kami setia kepada Republik!
Tak pernah ada satu butir pikiran untuk separatis, bikin negara sendiri!
Kami setia kepada Republik!
Kuulangi: kami setia kepada Republik!
Karena apa, Saudara-saudara ?
Karena kami cinta kepada Bunda Pertiwi,
Berkobar api spirit dan dedikasi untuk negeri ini.
Maka biar pulau kecil kami tak kecil hati,
Kami cinta negeri ini.
Camkan ini, hei Istana Negara!
Dengarkan,
Camkan ini, hei Istana Negara.
Ini puisi kututup dengan doa,
Semoga Tuhan Maha Esa, Allah SWT, Sang Hyang Widi Wasa,
Mendekap bangsa tercinta,
Memberi pemimpin sejati
Untuk
Kita.
Merdekaaaa!!!
Jakarta, 30 Mei 2013
Valens Daki-Soo
Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo
Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul Puisi khusus: BUNG KARNO DAN ENDE,, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda .
Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel Puisi khusus: BUNG KARNO DAN ENDE ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link Puisi khusus: BUNG KARNO DAN ENDE sebagai sumbernya.
Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::
Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 11:36 AM
+ comments + 2 comments
Syalom sahabatku VDS
Puisi...
Untaian rasa
Kembara.....
Dalam diam tak bertepi
Menggapai...
Yg tak tergapai
Puisi
Nurani tercela
Pengobar bara yg membara
Menghempas
Dan terhempas...
Lepas..,
Terlepas...
Belenggu jiwa
Terkekang
Puisi ...jiwa
Demi hari esok
Demi anak negeri
Indonesia
Tana Embu Tii...Mamo Pati
Post a Comment
Note :
1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM
Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi
Regards,
Nagekeo Pos