Oleh: Valerianus Reku
Ada suatu ungkapan menarik, bahwa tidak ada gunanya aparat yang pintar, terampil, ramah, dan seterusnya yang pada dasarnya mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, tetapi mereka berada dalam belenggu budaya kerja dan di bawah kepemimpinan birokrasi publik yang tidak kondusif. Mereka akan larut dalam budaya birokrat kantoran dan terbawa irama pemimpin yang melenceng dari nilai-nilai organisasi dan pemerintahan.
Meski demikian, tantangan terbesar birokrasi dalam meningkatkan pelayanan publik adalah perubahan paradigma terhadap pelayanan publik itu sendiri. Pejabat publik (birokrat) harus memahami bahwa akar konsep birokrasi adalah birokrat sebagai pelayan rakyat. Sehingga birokrat hendaknya harus memihak rakyat dan berorientasi kepada kepentingan pelayanan publik.
Dan, upaya untuk melakukan itu harus didahului oleh kepemimpinan yang transformatif, yang memberikan kesadaran baru bahwa pemerintah dibentuk tidak untuk melayani dirinya sendiri akan tetapi untuk melayani rakyat. Kepemimpinan model ini akan mengubah posisi dan peran birokrasi dalam memberikan pelayanan publik. Dari yang hanya suka mengatur dan memerintah berubah menjadi suka melayani. Dari yang suka menggunakan pendekatan kekuasaan berubah menuju arah pendekatan yang lebih fleksibel-kolaboratif dan dialogis.
Namun demikian, itu tak berarti kepemimpinan tak memiliki beragam tantangan dan masalah. Sinambela (2008:94-98) menyebutkan beberapa tantangan yang dihadapi birokrasi ke depan. Pertama, tantangan organisasi dan manajerial. Disitu, disinggung bagaimana praktek sentralisasi birokrasi di era Orde Baru menyebabkan kesiapan dan kemampuan manajerial birokrasi (terutama di pemerintah daerah) untuk mengelola sumber daya dan potensi daerah guna meningkatkan pelayanan publik menjadi sangat rendah. Dalam konteks hubungan pemerintah pusat – daerah, meskipun komitmen dan dukungan anggaran sudah diberikan, namum upaya birokrasi untuk meningkatkan pelayanan publik hendaknya jangan hanya sekedar dilihat dari persoalan itu saja.
Kedua, tantangan budaya kerja dan mental birokrat yang telah terbentuk selama ini. Tak bisa dipungkiri bahwa selama rezim orde baru telah muncul pandangan yang keliru tentang hubungan antara birokrat dengan masyarakatnya. Selama bertahun-tahun, birokrasi terbiasa memanfaatkan sumber ekonomi yang menguntungkan dan hal ini dianggap dapat memperbesar kinerja mereka. Bahkan dalam masa itu pula, ada pandangan ketika birokrat menggunakan fasilitas jabatan adalah sesuatu yang wajar.
Hal ini semakin diperparah dengan mentalitas “safety player” para birokrat yang kerap berlindung dibalik aturan perundang-undangan (formalisasi). Dengan alasan tersebut, birokrat enggan merespons perubahan atau tuntutan masyarakat dan selanjutnya mengubah cara kerjanya. Corak demikian hanya menjadikan birokrasi berjalan semakin lamban menyongsong perubahan.
Senada dengan hal itu, Kurniawan (2009:110-113) malah menegaskan bahwa persepsi pejabat birokrasi yang justru menjadi awalan munculnya sikap resistensi dan birokrasi publik terhadap entrepreneurial government yang menjadi cikal bakal lahirnya good governance. Persepsi inilah yang menyebabkan transformasi birokrasi tidak berjalan. Padahal sebagaimana halnya organisasi yang lain, sehat tidaknya suatu organisasi sangat ditentukan oleh persepsi yang dimiliki oleh pejabat birokrasi itu sendiri.
Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo
Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul Catatan Pelayanan Publik Sebuah Tantangan Bagi Pemimpin NTT,, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda .
Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel Catatan Pelayanan Publik Sebuah Tantangan Bagi Pemimpin NTT ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link Catatan Pelayanan Publik Sebuah Tantangan Bagi Pemimpin NTT sebagai sumbernya.
Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::
Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 4:42 PM
Post a Comment
Note :
1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM
Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi
Regards,
Nagekeo Pos