Sumber NTT Online mengatakan total lahan yang akan dibebaskan mencapai 114 hektar dan merupakan lahan sawah produktif. Jika harga per metersquare diperkirakan sebesar Rp100,000, maka pemerintah daerah (Pemda) Nagekeo harus menyiapkan dana sebesar Rp114 miliar untuk pembebasan lahan tersebut.
Pembangunan Bandara Surabaya II ini mendapat kucuran dana APBN 2012 sebesar Rp43 miliar melalui Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). "Dinas Perhubungan Pusat hanya akan mengucurkan dana Rp43 miliar jika lahan telah tersedia," kata sumber tadi.
Untuk diketahui, pembangunan bandara Surabaya II Mbay membutuhkan lahan sekitar 252 hektar untuk pembangunan run way sepanjang 4 kilometer (4,000 meter) dengan lebar 750 meter.
Dari kebutuhan lahan ini, 138 hektar adalah lahan ex jepang dengan panjang landas pacu 600 meter dan 114 hektar adalah lahan yang harus dibebaskan. Di dalam lahan 138 hektar sendiri, pihak TNI mengklaim memiliki sebagiannya termasuk lahan yang dihuni sebagian warga di Tonggurambang.
Sebelum pemekaran Nagekeo dari Ngada, tidak ada papan nama kepemilikan atas lahan yang ditancap pihak TNI pada lahan yang diklaim itu. Papan nama muncul setelah pemekaran.
Sumber NTT tadi juga mengatakan Pemda Nagekeo sedang mengkaji secara serius skema pembebasan lahan untuk bandara, apakah perlu ganti rugi, tukar guling dengan lahan produktif baru atau tidak membayar ganti rugi.
Soal ganti rugi lahan, katanya, Pemda Nagekeo akan dilematis karena telah menerapkan pemanfaatan lahan warga tanpa ganti rugi di beberapa tempat lainnya di Mbay.
Selain itu juga ada kekuatiran pemilik tanah ulayat yakni suku Dhawe bisa mengambil kembali hak atas tanahnya karena sesuai dokumen penyerahan, lahan dimaksud diperuntukkan untuk sawah irigasi, tidak untuk bandara.
Luas Bandara
Menteri Perhubungan, dalam keputusannya Nomor: KP 627 Tahun 2011 tentang Penetapan Lokasi Bandar Udara Baru di Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur, menandaskan (pada butir keempat) luas lahan untuk kebutuhan Pembangunan Bandar Udara di Kabupaten Nagekeo sebagaimana dimaksud pada Diktum Pertama dan Kedua kurang lebih 178,319 Ha, dengan tahapan sebagai berikut: Tahap I seluas kurang lebih 102,224 Ha dan Tahap II seluas kurang lebih 77,095 Ha.
Informasi yang didapat Redaksi NTT Online, untuk luas lahan 178 hektar bisa dibangun landas pacu sepanjang 1,800 meter, bandingkan dengan landas pacu di Soa (1,300 meter) dan landas pacu di Maumere (1,400 meter).
Kepala Bidang Perhubungan Udara Dinas Perhubungan NTT, Donatus Dita Mete, di Kupang, belum lama ini mengatakan bandara Surabaya II di Mbay, Nagekeo, akan dikembangkan secara bertahap hingga panjang landasan pacu menjadi 2.500 meter untuk melayani para pengguna transportasi udara dari dan ke Pulau Flores.
Dinar Perhubungan Kabupaten Nagekeo justru menginginkan pembangunan landas pacu bandara hingga 3,000 atau 4,000 meters (3-4 kilometer) di atas lahan seluas 252 hektar.
Biaya Pembangunan
Redaksi NTT Online mendapat informasi pembangunan bandara Surabaya II Mbay akan menelan biaya sebesar Rp150 miliar untuk panjang landas pacu 1,800 meter. Sementara, APBD Kabupaten Nagekeo hanya mencapai Rp200 miliar per tahun, dimana Rp100 miliar lebih untuk gaji pegawai.
"Sekiranya Pemda Nagekeo mengupayakan dana dari luar APBD untuk pembangunan bandara," kata sumber NTT Online di Jakarta belum lama ini. Sumber: www.nttonlinenews.com
Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo
Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul Pembebasan Lahan Jadi Kendala Serius Pembangunan Bandara Surabaya II,, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda .
Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel Pembebasan Lahan Jadi Kendala Serius Pembangunan Bandara Surabaya II ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link Pembebasan Lahan Jadi Kendala Serius Pembangunan Bandara Surabaya II sebagai sumbernya.
Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::
Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 8:21 AM
+ comments + 1 comments
Masalah pembebasan lahan perlu disikapi dengan bijak, kreatif, dan cepat agar ketemu solusi demi kemajuan Nagekeo. Perbaikan dan penambahan lebar jalan antara Ende-Aegela yang dibantu dengan hutang dari Australia pun masih belum selesai. Ada masyarakat yang dengan sukarela menyumbangkan tanahnya, ada juga yang dengan segala macam taktik ingin mendapatkan ganti rugi tanaman (padahal di tanahnya tidak ada tanaman yang terkena). Di sisi Panitya, ada oknum yang kurang transparan sehingga seluruh Panitya terkena getahnya, termasuk Panitya yang benar2 jujur. Sungguh harus disadari oleh kita semua bahwa lancarnya jalan Mbay - Ende akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sehingga bisa meningkatkan PAD Nagekeo yang saat ini hanya 9,8M.
Post a Comment
Note :
1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM
Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi
Regards,
Nagekeo Pos