JAKARTA (Nagekeo Pos) - Proyek Waduk Lambo kian panas dibicarakan di media sosial facebook, terutama di beranda Mbay Online, grup facebook paling populer untuk Nagekeo.
Hoga Nage, salah satu anggota grup facebook Nagekeo Bersatu (eNBe), baru kemarin (Selasa) membuat polling terkait megaproyek ini, dan ternyata sebagian besar menyatakan mendukung.
Banyak anggota memilih tidak memberi pilihan pada polling (dukung, tidak, ragu-ragu), mungkin karena alasan personal, untuk tidak mengatakan mereka takut atau tak peduli pada proyek bernilai Rp1 triliun lebih ini.
Redaksi Nagekeo Pos belum lama ini menulis jika tersiar khabar Bupati Ngada Marianus Sae mendapat tawaran dari parlemen untuk menyiapkan lahan proyek waduk di wilayah Ngada, pindah dari Lambo, Nagekeo.
Alfred Djuang, pejabat Tata Ruang Bappeda Nagekeo, mengatakan bahwa waktu hanya tersisa beberapa bulan ke depan. Untuk itu, masalah sosial harus segera diselesaikan karena pemerintah sebagai eksekutor pembangunan punya batas waktu anggaran. "Kita dikejar untuk segera dapatkan output, outcomenya rakyat hidup lebih sejahtera. Harapan kita."
Efraim Muga, Kepala Bidang (Kabid) Tata Ruang Bappeda Nagekeo, menegaskan bahwa telah dibahas data-data dari BIN tentang konflik Waduk Lambo, terutama perkembangan konflik beserta semua alasan rasional dan irrasional.
Efraim menyatakan prihatin karena sebagian besar dari yang mendukung dan menolak tidak punya informasi yang jelas tentang rencana batas lahan waduk dan kawasan yang terkena dampak, juga tidak punya informasi yang jelas tentang apa yang akan dilakukan maupun tujuan studi-studi awal yang hendak dilakukan.
Menurut Efraim, dampak terbesar adalah merelokasi (memindahkan) 20 rumah dan kebun-kebun untuk lokasi waduk, 800 meter sekitar jembatan Malapoma. Genangan air waduk jaraknya 25-50 meter dari batas luar ke arah sungai.
Jarak batas luar ke kampung Roga-Roga/Jawatiwa sekitar 300 meter, jarak batas luar ke kampung Boazea sekitar 600 meter. Jarak batas luar ke SMP Satap Malapoma sekitar 250 meter. Ketinggian air kritis (Qpmf) yang paling tinggi yang jarang/sulit terjadi 4 meter dari dasar jembatan Lambo.
Mengapa Lambo?
Proyek Waduk Lambo adalah program Nawacita Presiden Jokowi dengan dana APBN. Penelitian tentang Waduk Lambo sudah dilakukan sebelum tahun 2000 (saat itu bernama Waduk Mbay) yang menghasilkan desain 2001.
Penelitian ini tentunya sudah membandingkan semua palung sungai, catchment area dan curah hujan di Ngada dan Nagekeo plus di seluruh Pulau Flores. Dan Kali Lambo adalah yang paling layak secara teknis dan ekonomis, menurut Ditjen SDA-Kementrian PU.
Surat Penolakan Direspon Presiden
Sementara itu, Kristian Minggu, di beranda facebook Mbay Online, menulis jika surat penolakan terhadap proyek Waduk Lambo dari fungsionaris adat Rendubutowe sudah diterima dan direspon Presiden Jokowi.
Fungsionaris adat dan pemilik lahan suku Redu, suku Isa, suku Gaja, juga menolak proyek waduk Lambo, tulis Kristian Minggu.
Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo
Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul Publik Nagekeo Bersatu Dukung Waduk Lambo,, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda .
Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel Publik Nagekeo Bersatu Dukung Waduk Lambo ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link Publik Nagekeo Bersatu Dukung Waduk Lambo sebagai sumbernya.
Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::
Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 5:13 PM
Post a Comment
Note :
1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM
Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi
Regards,
Nagekeo Pos