From World for Nagekeo
Headlines News :
Home » » YAKOB NUWA WEA: MOSALAKI YANG BERANI "PASANG BADAN"

YAKOB NUWA WEA: MOSALAKI YANG BERANI "PASANG BADAN"

Written By Unknown on Sunday, April 10, 2016 | 9:29 AM


(Testimoni Bpk. Yakob Nuwa Wea)

Oleh Giorgio Babo Mogi (GBM) Setelah membaca kabar kepergian bapak YAKOB NUWA WEA ke haribaan Ilahi, timbul keinginan untuk menulis testimoni tentangnya. Tapi, saya kesulitan untuk memulainya karena materi jejak perjalanannya sangat terbatas.
Secara pribadi saya tidak memiliki hubungan tali temali keluarga. Hidup kami terpisah jauh sehingga saya tidak mengenalnya secara dekat. Beda generasi. Seandainya saya hidup di Jakarta atau Kota Keo (Nagekeo) - kampung halamannya atau satu generasi dengannya, saya pasti akan tahu banyak tentang dirinya. Menuliskan tentangnya pun tidak cukup dalam satu buku.

Meskipun demikian, namanya sangat familiar di telinga saya. Saya sering dengar kisahnya baik dari media maupun orang-orang Ngada (waktu Ngada belum mekar) di Jakarta, juga teman-kuliah asal Ngada/Nagekeo di Yogyakarta.

Dari orang Ngada/Nagekeo, saya mendengar cerita kisahnya sepintas ketika saya berlibur di rumah Om Sipri Ta'a di Pasar Rebo. Waktu itu saya datang dari Yogyakarta. Saat liburan itu, saya bertemu dengan abang Ignaz W. Mudja, yang tinggal tidak tidak jauh dari rumah om Sipri Ta'a.

Kebiasaan orang NTT bertemu di rantuan pasti saling tanya kabar. Karena saya dan abang Ignaz lahir dari rahim almamater yang sama maka komunikasi lebih akrab. Di sela pertemuan itu, nama Bapak YAKOB NUWA WEA dan Bapak YOSEPH LEA WEA disebutkan. Entah, apa topiknya pembicaran waktu itu, nama Wea bersaudara masuk dalam perbincangan kami?

Oh iya, nama Wea bersaudara disebutkan karena mereka adalah tokoh-tokoh senior Ngada yang lama menetap di Jakarta. Dan, mereka tinggal di Pasar Rebo.

Mundur  jauh ke belakang, ketika saya masih duduk di bangku SMP/SMA di St. Klaus Kuwu. Setiap kali liburan sekolah, saya melewatkan masa liburan di Nita - Maumere.

Mengisi waktu liburan, saya sering melahap Kompas, Gatra dan Tempo yang dibawa oleh paman dari Seminari Tinggi Ritapitet. Nama YAKOB NUWA WEA pernah menghiasi media-media tersebut pada jaman itu. Nah, salah satu berita politik terhangat pada waktu itu adalah soal konflik interen PDI antara Soerjadi dan Megawati Soekarno Putri.

Kisah aksi heroik PASANG BADAN pada penyerbuan Kongres PDI di Medan belum lekang dari memori saya.

Dalam penilaian saya, almarhum tampil menjadi sosok yang PEMBERANI. Menggetarkan kubu Soerjadi saat itu.

Menelusuri jejaknya, saya menemukan tiga NILAI HIDUP yang pantas menjadi warisan bagi generasi muda.

Pertama, KONSISTENSI. Konsistensi ini dapat dilihat dari perjalanan pendidikannya. Berlatar belakang pendidikan perburuhan, pengabdian bagi perburuhan hingga menjadi politisi yang peduli pada kaum buruh.

Kedua, KEBERANIAN. Keberanian untuk menghadapi segala resiko pilihannya. Keberanian seorang MOSALAKI YAKOB NUWA WEA adalah menghadapi detik -detik kekisruhan PDI. Tidak gampang pada waktu itu intevensi kekuasaan Orba kepada Kubu Soerjadi sangat kental tapi Yakob Nuwa Wea berani menghadapinya.

Ketiga, LOYALITAS. Loyalitas seorang YAKOB NUWA WEA tidak dapat diragukan lagi. Baik kepada dunia perburuhan maupun kepada PDI Perjuangan (Megawati Soekarno Putri). Hanya orang yang berkepribadian loyal yang mampu menunjukkan KEBERANIAN. Berani PASANG BADAN untuk nilai-nilai yang diperjuangkannya.

Nilai-nilai hidup yang dipegang teguh oleh almarhum YAKOB NUWA WEA menjadi inspirasi bagi generasi muda. Konsistensi, keberanian dan loyalitas yang terbalut KECERDASAN telah menghantarnya menjadi tokoh penting dalam negeri ini.

Perjalanan karier politiknya hingga menduduki JABATAN MENTERI dapat menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda. Untuk meraihnya perlu TIGA SYARAT atau NILAI HIDUP yang dianutinya.

YAKOB NUWA WEA telah jalan. Meninggalkan kita semua. Semasa hidupnya, ia membaktikan hidupnya kepada BANGSA dan NEGARA. Karenanya kita jangan pernah bertanya apa yang ia telah perbuat bagi SUKU BANGSANYA (Kota Keo, Nagekeo, Flores, atau NTT), bertanyalah apa yang ia telah buat bagi BANGSANYA (Indonesia). SUKU BANGSA belum melingkupi BANGSA, tetapi BANGSA telah mencakupi SUKU BSNGSA (ETNIS).

Selamat Jalan Bapak YAKOB NUWA WEA. HIDUPLAH dalam KEDAMAIAN SURGAWI.***(gbm)

Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo

Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul YAKOB NUWA WEA: MOSALAKI YANG BERANI "PASANG BADAN",, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda . Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel YAKOB NUWA WEA: MOSALAKI YANG BERANI "PASANG BADAN" ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link YAKOB NUWA WEA: MOSALAKI YANG BERANI "PASANG BADAN" sebagai sumbernya.

Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::

Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 9:29 AM
Share this post :

Post a Comment

Note :

1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM

Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi

Regards,
Nagekeo Pos

 
Admin: Hans Obor | Mozalucky | Nagekeo Bersatu
Copyright © 2013. NAGEKEO POS - All Rights Reserved
Thanks To Creating Website Modify and Used by Nagekeo Bersatu
Proudly powered by Blogger