From World for Nagekeo
Headlines News :
Home » » David Wuda: Kami Butuh Air

David Wuda: Kami Butuh Air

Written By Unknown on Sunday, November 29, 2015 | 5:04 PM


Seminggu yang lalu saya menulis di beranda ini satu kabar gembira; Setelah 70 tahun Indonesia merdeka akhirnya listrik menyala juga di desa kami di pulau Flores. Lebih 200 like dan puluhan komentar banjiri status saya tersebut, ini satu petanda bahwa segenap rakyat negeri yang merdeka ini sangat merindukan kemajuan dalam segala bidang, bukan hanya di kota-kota besar tetapi juga di desa-desa terpencil.

Hari ini foto seorang gadis dengan beberapa cerigen di depannya lewat di beranda fb dan menyentuh hati saya untuk menulis tentang kekurangan air di desa kami.

Apa yang dialami gadis ini membuat saya teringat kembali masa kecil di kampungku. Setiap malam ketika masyarakat di daerah lain tidur nyenyak dan dibuai mimpi indah, kami terpaksa mete malam menunggu setetes air dari sebuah sumur tua (Naku Ae Tolo). Kadang berebutan, saling dorong agar bisa berada di barisan depan lingkaran bulat sumur Ae Tolo. Akibat dari rebutan untuk mendapatkan air, seorang gadis pernah terdorong dan jatuh kedalam sumur yang dalamnya sekitar 7 meter.

Kadang air yang bisa diambil hanya cukup untuk minum dan masak makanan. Bagaimana mau mandi? Pengalaman saya setiap pagi ialah mengumpulkan air embun yang bertakung di daun keladi, hehe lumayan bisa buat basuh muka sebelum ke sekolah.

Bapak dan ibu guru kami di sekolah malah mewajibkan setiap murid harus mandi pagi sebelum ke sekolah. Aduhh guru ee, gimana mau mandi kalau untuk minum saja tidak cukup air? Telinga saya sudah sering dijewer bapak guru karena ketahuan menipu, masa basuh muka pake air embun saya bilang sudah mandi ketika ditanya pak guru hehe.

Berita terakhir dari kampung halaman yang berseliweran di beranda fb adalah panas terik dan sampai hari ini belum turun hujan. Iya hujan adalah berkah yang luar biasa bagi kampung halaman kami, karena bisa mendapatkan air percuma dari langit. Caranya? Bila musim hujan, masyarakat akan pasang bambu untuk tadah air dari pohon kelapa dan cara ini sudah biasa turun temurun sejak jamannya kakek nenek kami.

Ritti

Ritti ialah nama desa kami. Ada satu ungkapan dan kadang digunakan untuk syair 'bhea sa' begini:
Ritti gunung tinggi, woso tungga watu, ngawu nggedhe datu. Artinya: Ritti gunung tinggi, yang banyak hanya batu, tapi tidak ada harta kekayaan. Eittt tunggu dulu....siapa bilang desa kami miskin? Miskin harta mungkin iya, tetapi dari desa ini banyak menghasilkan tokoh-tokoh pintar yang sekarang berbakti di kota-kota besar seperti Jakarta, bahkan hingga ke manca negara. Kepada merekalah masyarakat desa ini gantungkan harapan untuk kembali membangun desanya. Iya mudah-mudahan mereka mau mendengar suara kami orang desa. Apa yang kami mampu hanya mera sa'o jaga tana(h) leluhur, agar ketika kamu balik kampung, masih ada kami yang menunggumu.

Peran Pemerintah?

Sangat tidak adil kalau saya bicarakan tentang peran pemerintah di desa kami, karena saya sendiri tidak menetap di desa. Karena sudah pasti, saya tidak tahu apa saja yang sudah / belum dilakukan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di desaku. Harapanku...semoga ada wakil rakyat / DPRD yang mewakili desa kami dan Pemda Nagekeo membaca tulisan ini, dan bisa mencari jalan terbaik, agar masyarakat desa Ritti bisa mendapatkan setetes air segar untuk menghilangkan dahaga.

Salam.

Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo

Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul David Wuda: Kami Butuh Air,, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda . Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel David Wuda: Kami Butuh Air ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link David Wuda: Kami Butuh Air sebagai sumbernya.

Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::

Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 5:04 PM
Share this post :

Post a Comment

Note :

1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM

Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi

Regards,
Nagekeo Pos

 
Admin: Hans Obor | Mozalucky | Nagekeo Bersatu
Copyright © 2013. NAGEKEO POS - All Rights Reserved
Thanks To Creating Website Modify and Used by Nagekeo Bersatu
Proudly powered by Blogger