From World for Nagekeo
Headlines News :
Home » , » Bicara Flores, Ya Alamnya, Ya Budayanya!

Bicara Flores, Ya Alamnya, Ya Budayanya!

Written By Unknown on Thursday, February 21, 2013 | 6:39 PM

Oleh Giorgio Babo Moggi

"...Flores sesuai namanya. Bunga yang hidup karena pesonanya. Decak pelaut Portugis, “cabo da flora”, ketika berlabuh di tepi laut di ujung timur, merupakan ungkapan nyata akan pesona keindahan Flores. Flores tidak sekedar sebuah nama. Flores memang indah adanya. Ia menjadi bunga bangkai atau bahkan bunga mati, jika potensinya tidak dikelola secara baik. Pesona alam dan budaya menjadi bunga yang terpendam keindahannya. Keindahan bunga itu terpancar dari alam dan budayanya. Kini saatnya Flores bangkit menjadi pesona dunia melalui alam dan budayanya - bukan aneka tambangnya..."

Bulan Oktober 2012, saya pernah menulis di forum ini tentang “Daya Magnetis Bali yang Memikat Visitor”. Tulisan ini tercipta setelah saya ‘melebur’ dan menjadi warga sementara Nusa Dewata selama enam bulan. Selama di sana, saya menelusuri spot-spot pariwisata favorit seperti Bedugul, Dream Land Beach, Tanah Lot, Kintamani dan lain-lain. Pengamatan dan pertualangan ‘sesaat’ cukup memberikan gambaran yang utuh, Bali adalah dunianya wisatawan – domestik maupun mancanegara. Keywordnya adalah komitmen, sinergisitas, dan keulaten mengemas paket wisata, yang mewujudkan Bali menjadi surga dunia wisatawan. Itu yang dilakukan pemerintah Bali dengan kabupaten/kotanya.

Di forum ini pula merilis berita penandatangan MOU Para Bupati Sedaratan Flores dengan Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada hari Sabtu tanggal 10 November 2012 bertempat di Aula Setda Ngada untuk mendorong Percepatan Pembangunan Pariwisata di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Tidak ada kata terlambat bagi pemerintah daerah untuk mewujudkan Flores pariwisata menjadi leading sector pembangunan. Langkah awal yang positif sudah dilakukan, tapi butuh sinergitas dan komitmen semua kabupaten dan pemerintah pusat yang berujung pada implementasinya.

Tidak ada catatan historis turis mengunjungi Flores yang dibukukan. Jikalau pun ada, saya belum pernah membacanya (tolong di-share). Tetapi yang pasti Flores dikenal sebagai daerah kunjungan wisata sudah sangat lama. Saya ingat betul ketika pra gempa melanda Flores, tingkat kunjungan turis meningkatkan. Kita muda menemui turis di bandara, terminal dan hotel. Moni menjadi kampung turis. Para turis berseliweran di taman laut Waiara. Belum lagi di Labuanbajo dan sekitarnya.

Kehadiran para turis pada jaman itu, ketika paket tour dan travel tidak sebanyak sekarang, menciptakan lapangan kerja dadakan bagi para pelajar sekolah menengah yang pandai bahasa Inggris. Mereka menjadi guide, memandu para turis ke sentral-sentral pariwisata seperti Komodo, Kelimutu dan lain sebagainya. Guide menjadi pekerjaan part time bagi mereka di sela-sela liburan kala itu.

Namun, tsunami yang melanda Flores meruntuhkan geliat pembangunan di sektor pariwisata. Secara perlahan tingkat kunjungan menurun bahkan sepi sama sekali. Pemerintah setempat terlelap dalam ketidakberdayaan.


Geliat pariwisata itu pun menyeruak lagi sejalan semakin orang melupakan tragedi tsunami yang menyayat hati. Promosi pariwisata terus digencarkan meluas secara nasional pasca komodo dijadikan salah satu tujuh keajaiban dunia. Belum lagi Sail Komodo 2013 akan digelar. Turis pun mulai berdatangan. Flores menjadi pilihan berikut setelah Bali dan Lombok.

Bali memang firdausnya wisatawan asing. Namun, tidak dipungkiri Bali terus tergerus oleh modernisasi. Budaya dan keindahan alam pelan tapi pasti terkontaminasi kemajuan modern. Bukan tidak mungkin Bali pelan-pelan ditinggalkan wisata asing. Bali yang alami dan asri semakin tercemari modernisasi yang tak terbendungi. Karena banyak turis memburu sesuatu yang alami dan jauh dari hiru-pikuk perubahan yang sudah mereka alami di negeri sendiri. Dan, Flores adalah pilihan yang paling pasti.

Nah, kuncinya adalah bagaimana pemerintah kabupaten sederatan Flores memanfaatkan femenonan yang sedang melanda Bali – modernisasi yang merambat Bali dan mengikis habis nilai-nilai budaya, pergaulan, dan perubahan alam yang tidak alami lagi. Pertumbuhan kota Denpasar yang tak terbendung, tingkat populasi yang semakin tinggi, Bali berpotensi seperti Jakarta yang macet dan rawan banjir. Tugas berat sedang diemban pemerintah provinsi Bali saat ini, meretas macet yang mengancam kenyamanan kota Denpasar. Bukan tidak mungkin, Bali ditinggalkan para turis karena terlampaui ramai dan berisik. Mereka mencari alam yang ‘perawan’ , belum terjamah tangan modernisasi yang gencar menggerayangi bangsa ini.

Inilah moment yang tepat, mengalihkan perhatian para turis ke Flores. Bukan tanpa alasan! Flores memiliki daya potensi yang tak kalah bersaing dengan Bali. Keindahan alam dan budaya menjadi kazanah pariwisata mumpuni di jagad ini. Flores memiliki alam yang rupawan. Pantai nan permai. Kelimutu, Waera, Pantai Pede, dan sebagainya yang tidak kalah eksotis Kuta, Dreamland dan sebagainya. Tradisi dan budaya lokal yang masih mengakar. Tari caci, rebha, etu, dan sebagainya merupakan produk leluhur yang belum luntur oleh perubahan zaman. Ritual Jumat Agung di kota Renha yang menghenyak dunia . Tangkapan ikan paus yang mempertontonkan ksatria pelaut Lamalera tiada tara. Komodo dan Riungnensis yang jadikan Flores unik atau Tri Warna Kelimutu yang menghantar Flores terekspose di candramuka dunia. Dan masih sederet lagi pesona alam, budaya dan mungkin juga binatang yang mampu menghipnotis pengujung datang.

Jika pariwisata menjadi leading sector pembangunan di Flores, maka para pemimpin harus memiliki porgram yang sinergis satu sama lain-lain. Harus ada komitmen bersama untuk mewujudkannya. Tidak sekedar sloganistis! Komitmen untuk menentukan “titik-titik perhentian” para turis. Sebagai misalnya, para turis tidak hanya turun di Labuanbajo lalu kembali ke Bali, melainkan harus melanjutkan tinggi persinggahan berikut di kabupaten lainnya di sebelah timur. Untuk itu perlu rancang bangun bersama program pariwisata sehingga program yang atomistik (kabupaten) berdampak holistik (pulau Flores) benar-benar adanya dan berkelanjutan sekalipun peralihan estafet kepemimpinan. Tidak ada kepincangan antara satu kabupaten dengan kabupaten yang lainnya. Karena kenyataan potensi pariwisata ada seluruh wilayah kabupaten di Flores.

Flores sesuai namanya. Bunga yang hidup karena pesonanya. Decak pelaut Portugis, “cabo da flora”, ketika berlabuh di tepi laut di ujung timur, merupakan ungkapan nyata akan pesona keindahan Flores. Flores tidak sekedar sebuah nama. Flores memang indah adanya. Ia menjadi bunga bangkai atau bahkan bunga mati, jika potensinya tidak dikelola secara baik. Pesona alam dan budaya menjadi bunga yang terpendam keindahannya. Keindahan bunga itu terpancar dari alam dan budayanya. Kini saatnya Flores bangkit menjadi pesona dunia melalui alam dan budayanya - bukan aneka tambangnya. ***

Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo

Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul Bicara Flores, Ya Alamnya, Ya Budayanya!,, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda . Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel Bicara Flores, Ya Alamnya, Ya Budayanya! ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link Bicara Flores, Ya Alamnya, Ya Budayanya! sebagai sumbernya.

Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::

Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 6:39 PM
Share this post :

+ comments + 4 comments

February 22, 2013 at 2:14 PM

Bung admin, wajah yg ada dalam foto ilustrasi namanya Novi Herewila, (sama dengan nama account fb-nya), gadis Sabu. Mohon add accountnya di Nagekeo Bersatu, dia mau menulis sesuatu tentang Flores. Dia punya pengalaman pertualangan di Flores dan mau di-share di group NB dan blog ini. Makasih...

February 22, 2013 at 9:59 PM

terima kasih bung babomogi untuk kontribusi tulisannya selama ini .. ok saya akan add ibu Novi .. semoga bisa terus bekerja sama .. salam ke situ

February 22, 2013 at 10:10 PM

Halo ame babomogi .. sy tidak ketemu akun ibu Novi .. tolong ame yang add dia ke nagekeo bersatu .. molo terima kasih

February 25, 2013 at 10:55 AM

heheh....sory Ame...saya salah ketik le accountnya Novi, seharusnya Novitha Herewila...o ya...sy minat alamat email Nagekeo Pos. Molo. terimakasih...

Post a Comment

Note :

1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM

Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi

Regards,
Nagekeo Pos

 
Admin: Hans Obor | Mozalucky | Nagekeo Bersatu
Copyright © 2013. NAGEKEO POS - All Rights Reserved
Thanks To Creating Website Modify and Used by Nagekeo Bersatu
Proudly powered by Blogger