From World for Nagekeo
Headlines News :
Home » » IKUT ARUS VS MENANTANG ARUS

IKUT ARUS VS MENANTANG ARUS

Written By Unknown on Saturday, February 25, 2012 | 4:20 PM

Oleh Yasinta Asa

Yasinta Asa
Saat Menonton peran dari tokoh wanita dalam serial film korea Dong Yi: Jewel in the Crown, membuat saya bertanya2, adakah wanita yg seperti itu dalam dunia nyata? Yang begitu teguh pada pendirian, terjun dalam dunia politik padahal dia berasal dari keluarga rakyat jelata, dan tidak memanfaatkan kecintaan yang begitu besar dari pria yang menjadi Raja kepadanya untuk melanggengkan kekuasaannya atau membelanya saat berbuat kekeliruan.


Dia tidak pernah mau membiarkan suaminya melakukan hal yang salah, yang menentang aturan kerajaan meski itu atas nama cinta, dia lebih memilih menerima hukuman keluar dari lingkungan kerajaan dan terpisah dari suami yang dicintainya demi menegakkan aturan.

Ditengah pergolakan politik dimana para bangsawan suka memanfaatkan posisinya sbg selir tertinggi di kerajaan untuk mengamankan posisi mereka sendiri, dia tidak bergeming dan tidak bersedia diajak kerjasama oleh orang2 yang hanya berpikir utk mempertahankan kekuasaannya.

Di tengah kondisi saat itu dimana semua bangsawan hanya berpikir untuk menumpuk kekayaan dan mempertahankan kekuasaan dia malah memilih utuk keluar dari istana dan mempraktekkan bagaimana seharusnya seorang raja/bangsawan memperhatikan kepentingan rakyatnya. Dengan caranya yang santun dan tetap memancarkan kecantikan hatinya dia membuat raja lebih memperhatikan rakyatnya dengan kebijakan2 yg pro rakyat.

Dia tidak mau mengikuti arus yang salah. Dia tidak membuat pilihan yang mudah bagi hidupnya. Dia sangat manyadari resikonya jika menantang semua itu yaitu kehilangan nyawanya. Tapi jika tidak ada orang yang mau menantang arus dan menunjukkan seperti apa kebenaran itu, siapa lagi.

Dia mempergunakan kewenangan yang dimilikinya untuk menunjukkan pada bangsanya gimana seharusnya berpolitik itu. Kata orang Politik itu kotor, yang ada cuma kepentingan. Tapi bukankah sebenarnya oknum2 yg berpolitik itulah yang kotor. Mereka memiliki kemampuan utuk mempengaruhi orang lain tetapi malah membawanya ke arah yang keliru. Mereka membuat masyarakat percaya dengan janji2 manis saat kampanye tapi tidak bisa menepatinya.

Membuat rakyat kecewa dan akhirnya menggenaralisir bahwa semua politisi tidak dapat dipercaya serta berpikir praktis, daripada menunggu janji2 kosong mending minta uang saja, bayar dulu baru kami milih. Jika keadaan sudah spt itu siapakah yang disalahkan? Kondisi ini terjadi di mana - mana hampir di seluruh tanah air.

Sangat memprihatinkan. Banyak yang menggunakan Aji Mumpung, mumpung jadi pejabat, mumpung jadi DPR, mumpung jadi Bupati, Kapan lagi dapat kesempatan menumpuk kekayaan dan memperkaya keluarga kalau bukan sekarang. Kita sering terjebak dalam arus ini, sulit memang menantang arus "mumpungnisasi".

Menjadi orang yang berbeda itu sulit sekali, dan selalu mengundang caci maki, sok pahlawanlah, sok sucilah, sok bersihlah. Apa sebenarnya yang salah, apa paradigma berpikir dan hati nurani kita sudah bergeser, orang melakukan hal yang benar saja dinilai salah apalagi kalau salah? Tapi sekali lagi hidup adalah sebuah Pilihan, politik juga sebuah pilihan.

Tuhan menganugrahkan Kehendak bebas pada manusia untuk bisa Memilih. Kita bisa memilih menjadi politisi yang bersih atau kotor, kita bisa memilih menjadi orang baik atau jahat, kita bisa memilih menjadi wanita penggosip atau wanita luar biasa, begitu pula saat badai datang menghampiri hidup kita, kita bisa memilih memunggungi Tuhan dan menghujatNya atau memilih Datang padaNya dan meminta Tambahan Kekuatan untuk bisa melewati badai.

Hidup lebih merupakan PILIHAN. Tidak ada yang namanya nasib baik atau nasib buruk. Kita sendiri yang membuat pilihan. Beranilah memilih hal yang baik dan kebaikan juga akan menyertai kita, mungkin kebaikan itu datang dalam kemasan yang berbeda dan tak dapat kita pahami tapi pada akhirnya kebaikan akan selalu menang.

Maafkan atas ulasan saya yang terlalu panjang lebar dan cenderung kayak suster he he he.. tapi saya juga ingin berpesan pada wanita2 Nagekeo utuk bisa menjadi seperti Dong Yi, menjadi permata bagi suami dan anak2, permata di tempat kerja, di dalam lumpur sekalipun mutiara tetaplah mutiara.

Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo

Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul IKUT ARUS VS MENANTANG ARUS,, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda . Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel IKUT ARUS VS MENANTANG ARUS ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link IKUT ARUS VS MENANTANG ARUS sebagai sumbernya.

Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::

Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 4:20 PM
Share this post :

Post a Comment

Note :

1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM

Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi

Regards,
Nagekeo Pos

 
Admin: Hans Obor | Mozalucky | Nagekeo Bersatu
Copyright © 2013. NAGEKEO POS - All Rights Reserved
Thanks To Creating Website Modify and Used by Nagekeo Bersatu
Proudly powered by Blogger