Oleh Primus Dorimulu
Primus Dorimulu |
Di Inggris, Presiden disambut dengan upacara kenegaraan oleh Ratu Ellisabteh II di Istana Buckingham dan diperkenan menginap tiga malam di istana megah yang sudah berusia ratusan tahun. Presiden juga diterima sejumlah pimpinan lembaga negara, lembaga pemerintah, militer, pendidikan, dan bisnis.
Tampak jelas betapa Inggris menghargai Indonesia dan berniat menjalin hubungan lebih baik dengan Indonesia di berbagai bidang, khususnya ekonomi dan budaya. Dalam perjamuan malam dengan Presiden SBY dan para delegasi Indonesia di Istana Buckingham, Ratu Elisabeth memuji Indonesia yang sudah mengalami transformasi signifikan sejak krisis ekonomi dan politik, 1998. Pertumbuhan ekonomi meningkat konsisten saat Indonesia tengah mengimplementasikan demokrasi.
Alhasil, Indonesia saat ini merupakan negara demokrasi terbesar ketiga setelah India dan AS. Meski masih banyak kekurangan, demokrasi yang sudah dijalankan akan memberikan dampak positif kepada bangsa dan negara. Hanya di alam demokrasi, masyarakat mendapatkan kebebasan. Hanya dengan demokrasi, kesemena-menaan bisa dikontrol karena ada checks and balances. Hanya dengan demokrasi di berbagai bidang, masyarakat yang adil dan sejahtera bisa terwujud. Dalam dua hari ini, Indonesia menjadi tuan rumah "Bali Democracy Forum", sebuah forum internasional untuk mendorong demokrasi.
Di kota kecil, Vientiane, Indonesia mendapat apresiasi dari tuan rumah dan 50 anggota Asia-Europe Meeting (ASEM) ke-9 lainnya. Lebih dari itu, Indonesia sudah menancapkan sejumlah milestone dalam tata pergaulan dunia dan menunjukkan diri sebagai salah satu pemimpin perubahan. Seperti kata Presiden, Indonesia tidak lagi sekadar "follow the change", melainkan "leading the change".
Di bidang ekonomi, Indonesia masuk G-20, kelompok negara dengan ekonomi terbesar di dunia seperti terlihat pada produk domestik bruto (PDB) yang hampir US$ 1 triliun atau berada di peringkat ke-15 dunia. Banyak negara kini mengincar Indonesia sebagai tujuan investasi dan pasar yang menggiurkan. Sekitar 50 juta kelas menengah Indonesia --dan jumlahnya akan terus meningkat-- membelanjakan uangnya di atas Rp 4 juta per bulan.
Di bidang lingkungan hidup, Indonesia menoreh sejarah saat menjadi tuan rumah Bali Roadmap for Climate Change, Desember 2007. Indonesia selalu terdepan dalam merespons positif bahaya global warming dan climate change. Indonesia berani mengibarkan target menurunkan emisi karbon 26% tahun 2020. Indonesia tanpa ragu menyatakan moratorium konversi kawasan hutan untuk perkebunan sawit. Saat ini, Indonesia tengah mendorong green economy untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Sejalan dengan amanat konstitusi, Indonesia selama ini berperan aktif menciptakan dunia yang lebih damai, adil, dan sejahtera. Sistem politik bebas aktif dijalankan dengan sungguh-sungguh. Di lingkup Asia Tenggara, peran Indonesia cukup dirasakann. Di lingkup dunia, suara Indonesia tidak saja didengar oleh sesama anggota G-20, melainkan juga oleh PBB. Peran Presiden RI sebagai salah satu dari tiga co-chair high panel discussion untuk mempersiapkan target baru pasca MDGs 2015 merupakan bukti bahwa Indonesia ikut menentukan agenda dunia.
Dalam menciptakan perdamaian dunia, Indonesia tercatat sebagai negara paling rajin mengirim pasukan perdamaian. Ketika diminta PBB, Indonesia selalu siap memberikan bantuan. Pasukan perdamaian Indonesia, misalnya, pernah berada di Libanon. Walau saat ini sedang meningkatkan kualitas dan kekuatan persenjataan, Indonesia tidak akan terjebak dalam perlombaan persenjataan.
Prestasi Indonesia di pentas dunia mungkin saja disambut sinis. Tapi, kita sebagai bangsa perlu berpikir positif dan tidak malu atau munafik untuk memiliki kebanggaan yang riil. PBB, sesama negara G-20, Ratu Elisabeth II, dan pemerintah Inggris tidak akan memberikan penghargaan kepada Presiden RI jika Indonesia tidak memiliki kemajuan riil. Lebih aneh lagi kalau ada yang berpendapat bahwa penghargaan itu justru diberikan atas permintaan pemerintahan SBY lewat lobi-lobi dengan berbagai konsesi.
Di dalam negeri, SBY serius melakukan rekonsiliasi. Pemberian gelar pahlawan nasional kepada Bung Karno di tengah kontroversi meningkatkan persatuan dan kesatuan bagsa.Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri yang selama ini tak pernah mau menginjak Istana Negara sejak SBY menjadi presiden, kemarin, bersedia datang bersama keluarga besar Soekarno untuk menerima penghargaan kepada Bung Karno sebagai pahlawan nasional. Ada niat yang kuat dari SBY untuk mengurangi kesenjangan penilaian internasional dan domestik.
Seperti kata Bung Karno, kita jangan menjadi bangsa yang mencabik-cabik diri sendiri. Ketika dunia mengapresiasi, janganlah kita menghina-hina diri sendiri. Bangsa yang maju terwujud karena mereka berpikir positif. Bangsa yang besar terjadi karena mereka selalu berpikir besar. Bangsa yang besar tidak sinis terhadap diri sendiri. Para oposisi di negara maju pun memberikan apresiasi kepada prestasi pemerintah. Mereka melihat prestasi yang diberikan kepada kepala pemerintahan sebagai apresiasi kepada seluruh bangsa.
Tentu saja, apresiasi dunia, tentu, tidak boleh membuat kita kehilangan objektivitas dan lupa diri. Kondisi nyata kita sebagai bangsa yang masih banyak kekurangan tetap menjadi perhatian. Kemiskinan, pengangguran, rendahnya kualitas sumber daya manusia, upah buruh yang masih rendah dan buruknya peraturan ketenagakerjaan, rendahnya daya saing Indonesia, kepemilikan lahan yang tidak adil, berbagai jenis infrastruktur yang kurang menunjang, iklim investasi yang belum sungguh ramah terhadap pemodal, kesadaran terhadap kelestarian dan kebersihan lingkungan yang masih rendah, konsep green economy yang belum tersosialisasi ke seluruh lapisan masyarakat, urbanisasi yang masih deras dan desa yang masih tercecer, kota-kota besar yang masih kumuh, korupsi yang masih merajalela, dan hukum yang masih tumpang tindih dan saling bertentangan merupakan kenyataan lain yang tidak bisa kita nafikkan.
Tapi, sambil mengadapi persoalan besar sehari-hari, apresiasi dunia patut kita terima sebagai sebuah kenyataan yang melegakan. Bagai musafir yang berjalan di padang pasir, penghargaan internasional, termasuk dari Kerajaan Inggris Raya, patut membuat kita bangga. Kita kini sudah ikut memimpin perubahan. Kita kini sudah bisa berjalan dengan kepala tegak di forum dunia. Penghargaan dunia mestinya melecut kita --pemerintah, para wakil rakyat dan semua penyelengara negara, dunia usaha, dan seluruh lapisan masyarakat-- untuk lebih rajin, sistematis, dan fokus dalam semangat Indonesia Incorporated.
Jika kita bersatu, percaya akan masa depan yang lebih, saling mendukung, tidak menghina-hina diri sendiri, memberikan perhatian besar pada pendidikan kaum muda, memberikan konsentrasi yang lenih besar kepada pengembangan iptek, mendorong kreativitas dan inovasi di segala bidang, memiliki budaya unggul dan hukum yanh baik, mendapatkan pemimpin yang baik di semua lini, cita-cita para pendiri bangsa ini akan segera menjadi kenyataan. Masyarakat adil dan sejahtera yang bermartabat di mata dunia akan segera kita raih.
Penulis adalah Pemimpin Redaksi Harian Umum Suara Pembaruan dan Harian Ekonomi Investor Daily
Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo
Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul Dunia Mengapresiasi Indonesia,, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda .
Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel Dunia Mengapresiasi Indonesia ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link Dunia Mengapresiasi Indonesia sebagai sumbernya.
Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::
Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 6:13 PM
Post a Comment
Note :
1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM
Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi
Regards,
Nagekeo Pos