Oleh Giorgio Babo Moggi
“Separuh Penduduk NTT adalah perempuan, merupakan aset dan potensi pembangunan. Perempuan harus dioptimalkan peran strategisnya sebagai aktor pembangunan.”
Sepintas orang mengira usianya jelang berkepala empat. Kecantikannya natural terawat menampakan sosok awet muda, anggun dan berwibawa. Paduan busana yang dikenakannya selalu selaras dengan dandanannya.
Ia tidak hanya cantik, juga cerdas. Tuturnya yang mengalir tanpa jeda kala memaparkan materi. Gestur yang komunikatif terpatri.
Bibir selalu mengulum senyum pralambang sosok wanita yang lembut dan ramah. Namun, dalam kapasitas jabatan dan tugas, ia tampil sebagai pribadi yang disiplin dan tegas.
dr. Yovita Anike Mitak, M.PH, blasteran Jawa-Maumere, lahir tanggal 15 Februari 1964, mengawali karirnya sebagai dokter pada puskemas. Karirnya terus merambat naik karena kemampuan managerialnya. Ia pun dipercayakan sebagai direktur RSUD Prof. Johannes Kupang pada duet kepemimpinan Piet A. Tallo-Frans Lebu Raya. Selepas dari direktur RSUD, ia diangkat oleh gubernur NTT, Frans Lebu Raya, sebagai Kepala Biro Pemberdayaan Perempuan hingga sekarang. Ia juga menjabat ketua Bidang Narkotika dan Anti Doping Koni NTT. Di bidang politik, ia pernah mencalonkan diri menjadi walikota Kupang, namun ia kalah bersaing untuk memperoleh dukungan kursi di legislatif kota Kupang.
Bagi dr. Niken, demikian sapaan dokter beranak tiga ini, jabatan adalah sebuah amanah. Karena itu diterima dan dipertanggungjawabkannya dalam pelayanannya. Ia selalu tampil terdepan untuk menanamkan dan menular konsep-konsep pembangunan yang berprespektif gender melalui berbagai program kerja Biro Pemberdayaan Perempuan dan lembaga-lembaga mitranya.
Lebih lanjut, ia menegaskan perencanaan tanpa pembangunan adalah sia-sia, pembangunan tanpa perencanaan adalah malapateka. Untuk itu, dalam rangka mewujudkan pembangunan berprespektif gender, ketersediaan data tentang gender di berbagai sektor harus memadai. Untuk memiliki data yang memadai, unit kerja pimpinannya melibatkan kerja sama dan dukungan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), instansi pemerintah vertikal dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat sehingga dapat memperoleh potret perempuan NTT yang lengkap. Dari data dan informasi ini menjadi pijakan perencanaan pembangunanan yang berprespektif gender di Nusa Tenggara Timur benar-benar terwujud.
Hal ini dilakukannya karena ia menyadari stigma wanita sebagai makhluk kelas dua masih melekat erat dalam berbagai strata sosial. Ia sendiri pun masih terngiang-ngiang dengan ucapan Soekarno “ wanita butuh waktu beratus-ratus tahun untuk mensejajarkan dengan kaum lelaki”. Ungkapan inilah yang melecutnya untuk terus berjuang bagi eksistensi perempuan sejajar dengan kaum adam dalam kerangka pembangunan di Nusa Tenggara Timur.
dr. Niken menyadari perjuangan emansipasi telah berlangsung lama. Cerita Siti Nurbaya telah menjadi inspirasi bagi kaum hawa. R.A. Kartini adalah panutan dalam gerakan emansipasi. Karena itu dengan kapasitas yang dimilikinya, ia terus menyuarakan kepeduliaan pada kaumnya. Wanita tidak hanya menjadi figuran dalam pembangunan, semestinya menjadi pemeran utama dalam pembangunan itu sendiri.
Ia akui bahwa buah perjuangan para pendahulu telah mendorong lahirnya pemimpin-pemimpin wanita dalam berbagai tingkatan organisasi atau institusi baik pemerintah maupun swasta. Itu baru merupakan pergeseran paradigma kepemimpinan yang demokratif dari kepemimpinan patriarchi, namun hal itu belum melepaskan stigma negatif di atas secara utuh.
dr. Niken mengamati dan menemukan dalam lingkungan masyarakat adanya diskriminasi dalam relasi laki-laki dan perempuan yang menimbulkan ketidakadilan terhadap salah satu jenis kelamin; pembatasan-pembatasan dalam pemenuhan hak dari salah satu jenis kelamin; dan acapkali pembagian tugas dan peran di dalam masyarakat lebih banyak merugikan perempuan.
Ada kesenjangan gender antara perempuan dan laki-laki dalam berbagai sektor, dari tingkatan terendah hingga tingkatan yang tertinggi. Hal ini karena masih ada faktor-faktor yang menciptakan gap tersebut, antara lain nilai sosial dan budaya patriarkhi; produk dan peraturan perundang-undangan yang masih bias gender; pemahaman ajaran agama yang tidak komprehensif dan cenderung parsial; kelemahan kurang percaya diri, tekad dan inkonsistensi kaum perempuan sendiri dlm memperjuangkan nasibnya; serta persepsi dan pemahaman para pengambil keputusan, TOMA (tokoh masyarakat)-TOGA (tokoh agama)-terhadap arti dan makna KKG (Kesetaraan dan Keadilan Gender) .
dr. Niken juga menyadari adanya bentuk-bentuk ketidakadilan seperti subordinasi; marginalisasi; beban ganda; kekerasan; dan stereotipe. Bentuk-bentuk inilah yang menyebabkan wanita sebagai kaum lemah dan tertindas.
Untuk itu, lanjut dr. Niken, lembaga yang dipimpinnya bersinergi dengan instansi/unit kerja lain baik negeri maupun swasta untuk mewujudkan perjuangan antara lain; upaya-upaya pemberian hak, kesempatan, peluang, kedudukan dan peranan yang setara kepada kedua jenis kelamin manusia; dan menghapuskan nilai-nilai yang tidak demokratis dalam pembagian tugas dan peran perempuan dan laki-laki.
Lagi, menurut dr. Niken, separuh Penduduk NTT adalah perempuan, merupakan aset dan potensi pembangunan. Upaya pemberdayaan perempuan harus dilakukan dengan memperluas kemampuan; dan memberikan kesempatan yg sama kepada perempuan sebagaimana diberikan kepada laki-laki diberbagai bidang pembangunan. Melalui cara ini, perempuan Nusa Tenggara Timur dioptimalkan peran strategisnya sebagai aktor pembangunan.
Dengan kompetensi yang dimilikinya dan jabatannya yang diembannya kini, dr. Niken berada di garda terdepan untuk memperjuangan kesetaraan gender dalam berbagai sektor pembangunan di Nusa Tenggara Timur. Dia adalah kartini NTT masa kini, penyambung lidah perempuan ‘tertindas’, dan inspirator bagi perempuan NTT. Semoga dr. Niken meretas jalan bagi kartini-kartini NTT lainnya. (gbm) ***
Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo
Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul Yovita Anike Mitak: Kartini NTT Masa Kini,, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda .
Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel Yovita Anike Mitak: Kartini NTT Masa Kini ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link Yovita Anike Mitak: Kartini NTT Masa Kini sebagai sumbernya.
Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::
Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 11:11 AM
Post a Comment
Note :
1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM
Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi
Regards,
Nagekeo Pos