From World for Nagekeo
Headlines News :
Home » , , , » SAFARI POLITIK DI DUNIA MAYA UNTUK POLITIK PENCITRAAN KAH?

SAFARI POLITIK DI DUNIA MAYA UNTUK POLITIK PENCITRAAN KAH?

Written By Unknown on Tuesday, March 12, 2013 | 3:32 PM


Oleh Beny Daga

Sebuah Diskusi Politik Atau Political Narcissm Jelang Nagekeo I

Hingar bingar pesta demokrasi di berbagai daerah di Indonesia ikut mewarnai ranah politik di negeri ini, jedah reformasi adalah langkah awal yang bersejarah karena dunia perpolitikan memasuki tahap baru dimana politik mulai menyentuh disetiap sisi kehidupan masyarakat umumnya.

Tidak terkecuali kemajuan IT ikut mempengaruhi dunia politik dalam arti yang lebih luas. Bahwa kemajuan IT sudah berkembang sesuai mazhabnya namun kedekatan antara keterbukaan berpolitik dalam dunia IT baru mulai saat mulai di’demonya’ telegram, radio maupun televisi.

Kemudian muncul pertanyaan apa yang terjadi dengan ranah politik kita setelah jedah reformasi terlebih di awal abad 21 ini? Apa mungkin kemajuan IT ikut mempengaruhi dunia perpolitikan?

Semua kita mungkin sepakat kalau kemajuan IT ikut berpengaruh pada dunia perpolitikan. Pada titik ini tidak terlalu menarik untuk membahas soal kemajuan IT tetapi lebih sederhana dari itu kita mencoba untuk sejenak melihat “anak“ dari kemajian IT yang telah menelurkan apa yang oleh para peretas IT disebut microblogging ( fb, twitter, e-mail dan sebagainya ).

Dalam konteks ini dunia maya sebenarnya ikut mempengaruhi popularitas seseorang tidak terkecuali untuk para politisi tetapi dunia maya juga tidak segan – segan untuk meruntuhkan mental dan moral seseorang bahkan lebih kejam dari itu yakni membunuh karakter seeorang, tidak terkecuali para politisi.

Ketika para politisi mulai berselancar di dunia maya untuk wacana pencitraan atau hanya sekedar safari politik maka setidaknya pada saat itu keputusan kecil sudah mulai dibuat dalam hal akses politik yang mungkin lebih murah dan sedikit efektif (?) untuk mendekatkan diri dengan konstituennya.

Melalui gaya berpolitik dengan berselancar di dunia maya, pandangan dan sikap politik masyarakat dibentuk, bahkan dimungkinkan (?) untuk dimanipulasi oleh citra media on line yang dipakai (micro blogging atau sejenisnya).

Ini menjadi semacam “politik pencitraan” yang merayakan citra berbanding kearifan, ketokohan dan kepemimpinan politik sebenarnya. Kekuatan untuk menyerap kecanggihan tekhnologi ini telah menghanyutkan para elit politik dalam keghairahan untuk merekayasakan citra diri, tanpa mempedulikan hubungan citra itu dengan realita sebenarnya imbasnya citra bisa saja menjadi terputus dari realita sesungguhnya jika saja politisi kita tidak cerdas dan santun dalam berpolitik ala dunia maya yang soft dan menawarkan kecanggihannya.

Kesenangan melihat citra diri boleh saja menggiring kepada apa yang dikenali “narsisisme politik” (political narcissism) tetapi sikap politik harus jelas dari sekedar narsisi berpolitik di dunia maya. Citra diri boleh menonjol menjadi citra individu dan atau kelompok konstituen sejati, tetapi sejauh manakah kebenaran dan realita masih boleh untuk dipertikaikan jika keluar dari etika berpolitik yang sebenarnya.

“Narsisisme” tidak hanya dimaksudkan sebagai kecenderungan mencari kepuasan atau memenuhi nafsu politik, tetapi juga segala bentuk “sanjungan diri”, “pemuasan diri” (self-satisfaction), atau “pemujaan diri” (self-glorification) atau segala kecenderungan untuk berani memposisikan diri kita sebagai yang paling siap berada dalam pertarungan di ranah politik yang sesungguhnya, bentuk inilah sebagai perwujudan narsisme politik yang sesungguhnya jika tidak disikapi dengan arif dan bijaksana.

Jika itu terjadi ( tidak disikapi denganarif dan bijaksana ) maka politik narsisisme adalah kecenderungan “pemujaan diri” berlebihan para elit politik, yang membangun citra diri meskipun itu bukan realita diri sebenarnya ; dekat dengan petani, akrab dengan pedagang pasar, pemimpin bertakwa, cinta damai, pemberantas praktek korupsi, atau lainnya sebagai gambaran sikap yang lembut dan santun. Cerminan daripada politik narsisisme ialah “politik plastik” atau politik karbitan.

Melalui politik pertandaan (politics of signification), berbagai tanda palsu (pseudo sign) tentang ketokohan sebenarnya akan terpampang jelas dalam kesungguhan untuk berbuat lebih dalam panggung politik sesungguhnya, tidak sekedar dalam guratan janji yang tertuang berkali-kali saat berselancar di berbagai dunia maya.

Politik yang berpandukan narsisisme adalah bentuk “politik sementara dan dan spontan” yang merayakan citra spontan dan kesan segera, tetapi tidak menghargai “proses politik sesungguhnya” inilah yang sering disebut dengan LATAH POLITIK.

Oleh karena itu wacana komunikasi politik jedah reformasi ini, menggantungkan diri kepada citra visual (visual images) bukan sekedar mendengar atau berbicara tetapi semangat TALK LESS DO MORE adalah pilihan satu – satunya yang harus diusung.

Citra yang dibangun dalam dunia maya cenderung menolak segala bentuk “kompleksitas”tetapi lebih mengedepankan rasa instan, segera, provokatif, menggoda, dan menolak yang rumit, berbelit-belit, akademik, ilmiah, dan terlalu serius.

Politik yang terjebak di dalamnya menghasilkan simplifikasi politik (political simplification) yang nantinya bermuara pada dekadensi politik sebenarnya. Simplifikasi politik menjadi kemasan lain dari politik “antinalar” yang mengabaikan kompleksiti konteks, logika formal, atau hukum.

Sebaliknya pada titik tertentu mengagungkan logika informal (informal logics), yang bertoleransi pelbagai kedangkalan, jalan pintas, pernyataan tanpa perdebatan, penjelasan tanpa bukti, pembicaraan lepas konteks, dan cara berpikir yang tidak logis.

Inilah kemunduran etika politik yang santun dan cerdas. Simbiosis budaya politik dan budaya media kapitalistik ini menciptakan budaya yang dilandasi hasrat “keuntungan cepat”, “personality plastik”, dan “popularitas prematur”.

Politik yang tunduk pada logika media elektronik atau dunia maya tanpa didasari pada pemahaman akan logika politik yang cerdas dan santun akan melahirkan pelbagai pembesaran kesan (amplifying effect) terhadap jiwa politik yang sebenarnya.

Politik semacam ini memanipulasi emosi, mematikan rasa, memasung daya kritis, dan membuat fikiran akan kenyang dengan pelbagai stereotip sosial yang membosankan. Gaya politik yang mengarah pada narsisme politik akan berkembang ke arah “anti-kedalaman” (depthlessness), dengan memuja gaya berbanding substansi, citra berbanding realiti, retorika berbanding intelektualitas, kesan berbanding proses, emosi berbanding nalar, ia menghindari dari hubungan abstrak, argumen konseptual, fikiran logik, hukum kausal, kerana narsisme politik anti nalar hanyalah mencari eksistensi politik sejati.

Memang, politik pencitraan amat penting dalam demokrasi jedah reformasi kerana melaluinya pelbagai kepentingan, ideologi, dan pesan politik dapat dikomunikasikan, namun, harus dilandasi etika politik yang santun dan cerdas kerana tugas politik tidak hanya menghimpun konstituen sebanyak mungkin — melalui retorika, dan bujukan politik — tetapi lebih penting lagi membangun masyarakat politik yang sehat, cerdas, dan bermoral.

Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo

Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul SAFARI POLITIK DI DUNIA MAYA UNTUK POLITIK PENCITRAAN KAH?,, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda . Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel SAFARI POLITIK DI DUNIA MAYA UNTUK POLITIK PENCITRAAN KAH? ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link SAFARI POLITIK DI DUNIA MAYA UNTUK POLITIK PENCITRAAN KAH? sebagai sumbernya.

Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::

Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 3:32 PM
Share this post :

Post a Comment

Note :

1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM

Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi

Regards,
Nagekeo Pos

 
Admin: Hans Obor | Mozalucky | Nagekeo Bersatu
Copyright © 2013. NAGEKEO POS - All Rights Reserved
Thanks To Creating Website Modify and Used by Nagekeo Bersatu
Proudly powered by Blogger