Oleh Valens Daki-Soo
"Annuntio vobis gaudium magnum: Habemus Papam!" Begitu suara Kardinal Tauran dari balkon Basilika St. Petrus Vatikan mengumumkan hasil konklav. Dari jauh kita saksikan hadirnya pemimpin baru Gereja Katolik sedunia: Paus Fransiskus I.
Paus yang nama aslinya (Kardinal) Jorge Mario Bergoglio, terakhir Uskup Agung Buenos Aires Argentina, ini digambarkan sebagai pribadi yang amat sederhana dan rendah hati. Beliau tinggal di apartemen sederhana dan masak sendiri. Beliau dikenal sangat cerdas semasa seminari hingga kemudian melanjutkan studinya di Jerman. Dengan begitu warna hidupnya multikulturalis : berdarah Italia, berkebangsaan Argentina, studi di Jerman (yang boleh disebut salah satu 'sentrum' perkembangan ilmu pengetahuan modern). Selain unggul secara akademis, memiliki kepandaian dalam filsafat dan teologi, Jorge muda juga berminat tinggi dalam sastra, meski mulanya setamat sekolah menengah ingin jadi ahli kimia.
Soal kepandaian, itu sudah klir. Semua paus pasti cerdas, apalagi seperti Paus Emeritus Benediktus XVI yang lama menjadi profesor teologi, salah satu teolog terkemuka Gereja di balik layar Konsili Vatikan II.
Namun, saya tertarik pada karakter Paus baru ini yang begitu dekat dengan orang-orang terpinggirkan. Cintanya kepada kaum marjinal tampak dalam praktik hidupnya. Beliau pernah mencuci kaki para pengidap HIV-AIDS dan mencium kaki mereka. Sebagai uskup beliau pun pernah menegur pastor yang tidak mau membaptis anak-anak hasil hubungan di luar nikah. Saya hanya membaca sekilas kisah tentang sosok yang masih 'asing' ini, namun sepenggal cerita itu sudah lebih dari menarik.
Kita simak nama yang diusungnya: Fransiskus I. Kita lantas tergiring pada sosok Fransiskus de Assisi, seorang santo yang mereformasi Gereja pada zamannya menjadi lebih spiritual. Gereja kala itu amat menonjolkan kemegahan duniawi dan keagungan fisik-simbolik. Fransiskus menentang itu dan mengembalikan Gereja ke spirit aslinya. Fransiskus pun menjembatani dialog monumental dengan pemimpin Islam di Palestina saat 'Perang Salib' berkecamuk. Fransiskus juga sangat mencintai lingkungan alam. Matahari, bulan, bintang dan isi hutan pun disapa sebagai saudara.
Dengan begitu, kita boleh berharap Sri Paus yang baru akan memperkuat sikap Gereja yang pro kehidupan, membela keutuhan alam semesta dan segenap makhluk ciptaan, lantang bersuara untuk orang-orang kecil-papa yang hidup menderita. Juga, melanjutkan dialog yang konstruktif dengan saudara-saudara beragama lain.
Sahabat, kita ucapkan selamat datang kepada Sri Paus Fransiskus I. Kerendahan hatinya menjadi teladan nyata -- mengikuti jejak Yesus Sang Guru Sejati -- bagi kita semua, khususnya mereka yang menjadi pemimpin religius dan pemimpin umumnya.
Salam bahagia.
VDS
Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo
Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul PAUS FRANSISKUS I: Sebuah catatan "selamat datang",, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda .
Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel PAUS FRANSISKUS I: Sebuah catatan "selamat datang" ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link PAUS FRANSISKUS I: Sebuah catatan "selamat datang" sebagai sumbernya.
Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::
Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 8:16 PM
Post a Comment
Note :
1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM
Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi
Regards,
Nagekeo Pos