From World for Nagekeo
Headlines News :
Home » » Kritik Dapat Menjadi Seruan Profetis, Jika Dilakukan Secara Beretika

Kritik Dapat Menjadi Seruan Profetis, Jika Dilakukan Secara Beretika

Written By Unknown on Saturday, October 13, 2012 | 12:00 PM


Oleh: Giorgio Babo Moggi

Tulisan ini hanya merefleksikan peritiwa kecil yang terjadi pada saat pendataan e-KTP di Mbay. Segala kritik dapat menjadi seruan "kenabian" yang dapat membawa perubahan, sejauh kita menyampaikan secara santun. Forum ini bukanlah ruang pengadilan, tetapi ruang dialog. Ruang untuk mempersatukan kita semua untuk mewujudkan NAGEKEO BERSATU.


Apapun profesi kita adalah sebuah pilihan hidup kita masing-masing. Pilihan yang bebas tanpa tekanan siapapun. Pilihan yang karena ada kesempatan. Pilihan yang didasari berbagai alasan. Seseorang memilih PNS karena alasan kenyamanan. Seorang wiraswastawan merasa nyaman menjadi dirinya sendiri karena tidak ada yang mengaturnya. Atau masih banyak profesi lain yang dipilih orang dengan segudang alasan. Untuk mencapai pilihan tersebut membutuhkan perjuangan; KERJA KERAS dan KERJA CERDAS! Karena itu bertanggung jawab atas PILIHAN itu di dalam pengabdian kita masing-masing.

Kekisruhan kecil di ibukota Nagekeo-pendataan e-KTP menjadi isu aktual di ranah forum ini.Peristiwa kecil yang mencendarai profesi itu sendiri. Peristiwa yang memancing beragam komentar. Tudingan dan kecurigaan pun bermunculan yang berujung pada gugatan perilaku PNS dan bercabang kemana-mana, KKN-lah, tidak profesional-lah, dan sebagainya. Ada yang bersikap bijak lalu memberi solusi. Semenatara itu pihak yang merasa "teraniaya" oleh beragam komentar lantas membela diri dan membeberkan kendala yang dihadapi. Ungakapan, "Besong cuman komentar dari jauh sa. Coba datang lihat sendiri","kami tidak dapat honor" adalah sebuah bentuk pembelaan diri, tapi bisa juga sebaliknya menampakan kebodohan kepada publik. Juga ada anggapan, "PNS makan gaji buta" adalah pernyataan tidak benar dan seolah-olah mengesampingkan kerja PNS selama ini. Masih banyak ungkapan yang saling menyerang dan mencerdai satu sama lain.

Apapun ekspresi semua pihak berakar dari pribadi manusia yang labil emosinya. Tetapi, apakah kita terus saling menghujat? Jika demikian, maka forum ini akan menjadi ajang "pembantaian" mental para PNS. Bukan tidak mungkin secara perlahan forum ini akan ditinggalkan oleh mereka. PNS tidak kebal kritik. PNS butuh kritik yang santun. Kritik yang membuka ruang dialog. Jika dari A-Z PNS salah semua, untuk apa juga mereka bergabung di forum ini.

Benar bahwa perilaku seseorang harus sejalan dengan profesi.Seorang PNS harus baik, mengayomi, profesional, pandai dan sebagainya. Di satu sisi kita mengharapkan perilaku-perilaku demikian, sebaliknya kita meluapkan amarah tanggapan yang tidak berkenaan di hati mereka yang dikritik. Kita mengakui etnis yang berbudaya. Kita mengakui terlahir dari etnis yang memiliki nilai ramah tamah dan sopan santun. Tetapi, kita tidak praktekkan!

Peristiwa yang terjadi di Mbay tersebut adalah sebuah guratan hitam kecil saja. Kita tidak bisa sertamertakan lempar kesalahan pada oknum PNS. Kita harus melihat secara komprehensif. Bukan tidak mungkin perilaku masyarakat yang susah diatur
menimbulkan amarah petugas. Peristiwa ini menjadi guru bagi lingkup Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan Nagekeo untuk memperbaiki model pelayanan yang lebih baik lagi.Pelayanan yang prima!

Kita tidak bisa pungkiri, adanya situs jejaringan sosial ini memang telah membuka akses informasi semakin luas dan terbuka. Karena itu PNS, sebagai pelayanan publik harus siap dan menerima kenyataan jika pelayanan terekspos. Apapun kritik dan saran, kita layak untuk membacanya sebagai masukan, tetapi untuk lebih selektif untuk menjawab. Ada porsinya, apalagi seorang staf. Seorang staf yang kreatif dan bijak, seharusnya menyampaikan pada pimpinan, bukan menjawabnya di forum ini. Bersikap dewasa dan bijak. Penting!

Saya sepakat dengan segala kritik dan saran. Berilah kritik yang berkaitan dengan pelayanan, bukan profesi ke-PNS-annya. Kehadiran forum ini menjadi ruang kontrol non formil terhadap pelayanan publik di bumi tercinta. Hal yang penting adalah kita menjunjung tinggi peradaban kita: SOPAN SANTUN dalam BERTUTUR dan saling MENDENGARKAN satu sama lain.TIDAK ADA yang TERLUKA PERASAAN oleh KATA-KATA KITA.Jika hal ini dilakukan, maka kritik akan menjadi SERUAN PROFETIS untuk PERUBAHAN - selama kritik itu saling meneguhkan!Jika tidak, forum ini hanya menjadi tempat sampah, pembuangan segala sumpah serampah dan cacian maki.

Adagium Latin berbunyi demikian, "Guta cavat lapidem non vi sed saepe cadendo". Titik air melubangkan batu bukan dengan kekuatan tetapi dengan jatuhnya terus menerus. Perubahan itu tidak bisa terjadi sesaat dengan kekuatan apapun, tetapi secara bertahap melalui kritik yang konstruktif, santun dan bermartabat.***

Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo

Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul Kritik Dapat Menjadi Seruan Profetis, Jika Dilakukan Secara Beretika,, Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda . Anda boleh menyebar luaskannya atau Mengcopy Paste-nya jika Artikel Kritik Dapat Menjadi Seruan Profetis, Jika Dilakukan Secara Beretika ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman Anda, Namun jangan lupa untuk Meletakkan link Kritik Dapat Menjadi Seruan Profetis, Jika Dilakukan Secara Beretika sebagai sumbernya.

Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::

Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 12:00 PM
Share this post :

Post a Comment

Note :

1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM

Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi

Regards,
Nagekeo Pos

 
Admin: Hans Obor | Mozalucky | Nagekeo Bersatu
Copyright © 2013. NAGEKEO POS - All Rights Reserved
Thanks To Creating Website Modify and Used by Nagekeo Bersatu
Proudly powered by Blogger