Oleh Agustinus Tetiro
Pada mulanya adalah nafsu. Kemudian, berubah secara kreatif menjadi peradaban. Ada tiga yaitu sexus, eros, dan agape. Dan yang paling penting adalah eros.
Bukan agape, karena kamu bayangkan bagaimana kalau semua kita menjadi kristus atau malaikat. Dunia ini pasti tidak ada, karena hanya akan ada surga. Tidak ada kreasi dan rekreasi karena semua sudah baik adanya.
Jangan juga terlalu merendahkan sexus. Karena, kita memang tidak boleh munafik.Selama kita masih mempunyai kelamin yang normal.
Eros itu yang terpenting karena dia berada di antaranya. Dia mengubah sexus mendekati agape, tanpa berambisi menjadi agape itu sendiri. Sungguh, tanpa eros pematung sulit memahat batu menjadi sebentuk wanita cantik dengan payudara yang menggoda. Tanpa eros, hampir dipastikan Coelho tidak bisa menulis novel kisah cinta yang menyentuh.
Kita mungkin pernah dengar, “Ketika jatuh cinta, semua orang bisa menjadi penyair”. Bayangkan, kalau semua jatuh cinta diterima oleh pasangan dengan sexus. Pasti promiskuitas besar-besaran di dunia ini. Atau, setiap asmara diarahkan menjadi agape: tidak akan ada karya-karya seni yang mengangumkan.
Valens Daki-Soo: Kalau "sexus" dan "eros" terlalu ditekankan dan overdosis alias tak terkendali, hasilnya bisa tragis-brutal seperti "tragedi Lela" itu. Biarlah agape yang memayungi, mengabsorpsi dan mensublimasi semuanya dengan "indah, elegan dan bermartabat".
Written by : Unknown ~ Berita Online Nagekeo

Join Us On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for Visiting ! ::
Written by: Nagekeo Bersatu
NAGEKEO BERSATU, Updated at: 7:41 AM
Post a Comment
Note :
1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM
Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi
Regards,
Nagekeo Pos